Dengan aset yang sedemikian besar apakah hanya akan berhenti atau berputar pada domain www.kompasiana.com saja? Atau, apakah respon Kompasiana terhadap kontribusi Kompasianer cukup sebatas pemberian reward saja?
Pada Kompasianival beberapa waktu lalu, saya sempat menyampaikan bahwa Kompasiana memiliki kekuatan dalam mendorong tingkat literasi digital di Indonesia melalui pembuatan dan pendistribusian konten yang berwawasan dan memiliki makna baik sehingga dapat mereduksi "kebisingan" yang kerap memenuhi ruang digital terutama media sosial.
Bagaimana caranya?
Dari sekian banyak situs web atau media yang dimiliki grup media Kompas Gramedia (KG Media), Kompasiana menjadi satu-satunya produk yang spesial. Kompasiana menjadi berbeda karena konten dan interaksinya diproduksi oleh penggunanya sendiri.Â
Adanya 2 juta pengguna dengan 2,8 juta konten yang dimiliki Kompasiana menjadikan produk ini berpotensi memberikan value capture bagi unit-unit di KG Media Network.
Mari kita bahas perlahan!
Pertama, mulai dari produktivitas konten tayang yang berjumlah lebih dari 2,8 juta. Dari sekian banyak konten yang telah dipublikasikan tersebut sebagian besar memiliki nilai wawasan dan makna baik bagi pembaca sehingga efektif dalam membangun interaksi digital yang positif.
Tetapi, di lain sisi kami harus mengakui bahwa hal itu dominan berputar di www.kompasiana.com saja.
Padahal, ketika konten dan interaksi tersebut diperluas jangkauannya, manfaatnya pun dapat dirasakan oleh masyarakat yang lebih besar lagi, bahkan menjadi suatu kebanggaan buat Kompasianer untuk semakin dikenal publik melalui pembuatan konten yang kita sukai dan kuasai.
Kedua, jumlah pengguna baru Kompasiana didominasi oleh kalangan mahasiswa atau netizen dengan rentang usia 18-24 tahun. Apa maksudnya?
Minat kalangan muda dalam membuat konten mulai menunjukkan respon yang positif setelah bertahun-tahun kami mencoba mengajak kreator muda untuk berkompasiana.