Secara keseluruhan, kegiatan Famtrip ini juga mendapatkan masukan yang berarti. Belasan destinasi wisata yang dilakukan hanya dengan waktu 7 hari dinilai tidak fokus dan maksimal. Kami sebagai peserta perjalanan merasa terlalu lelah untuk mengikuti tiap rangkaian kegiatan dan tentunya tidak menikmati waktu luang di tiap destinasi yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk ekplorasi. Penyelenggara pun mengakui agenda perjalanan yang sangat padat dan akan memperbaiki di kesempatan berikutnya agar tiap kunjungan wisata yang dilakukan sesuai dengan harapan. Pastinya, dengan begitu akan menghasilkan cerita yang berbeda, bukan?!
Namun, itulah yang menjadi esensi dalam Famtrip tahun ini. Kementerian Pariwisata dan beberapa pihak terkait termasuk agen atau operator perjalanan wisata dari seluruh penjuru negeri dan dunia bersama-sama melihat potensi besar wisata Indonesia dan mengevaluasi kekurangan tiap objek wisata agar memenuhi standar dan menjadi sebuah tujuan wisata dunia yang tak tertandingi.
“Anda patut berbangga kepada negaramu,” ujar Maryam kepada saya melalui sebuah surat elektronik yang dikirimnya pada Selasa (8/11) pagi dengan selalu mengucapkan terima kasih atas sebuah perjalanan yang berharga beberapa waktu lalu.
“Merci Beaucoup,” tutupnya.
Rupanya Maryam sudah tergoda dengan eloknya Indonesia. Semoga saja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H