Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Chief Operating Officer Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melegendakan Danau Sentani, Papua

29 Juni 2016   20:45 Diperbarui: 13 Oktober 2017   14:30 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lanskap perbukitan yang melingkari Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua/rul

Hal tersebut bersebrangan dengan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jayapura Albius Toam yang saya temui di hari kedua pelaksanaan Festival Danau Sentani 2016. Menurutnya, ada tiga versi cerita atau legenda yang mengisahkan asal usul Danau Sentani.

"Versi terjadinya Danau Sentani ada tiga versi. Pertama yang dari kampung Pepuhabo. Versi kedua yang tentang Haboi dan Versi ketiga, ada di bagian tengah sentani," katanya.

Dari penjelasannya, tidak disebutkan cerita tentang penunggang naga dari Papua Nugini. Justru cerita Haboi masuk ke dalam salah satu versi cerita Danau Sentani. 

Mengelilingi sebagian kecil pulau-pulau yang berada di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua/rul
Mengelilingi sebagian kecil pulau-pulau yang berada di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua/rul
Kurangnya perhatian pemerintah setempat bukan hanya karena tidak ikut mempopulerkan sebuah cerita rakyat melalui kemasan dongeng atau legenda seperti yang terjadi di Jawa Barat atau mungkin cerita seperti Malin Kundang dari tanah Sumatera. Tetapi, minimnya literasi atau buku-buku yang mengisahkan Danau Sentani di Papua menambah kurang populernya Danau yang memiliki arti "di sini kami tinggal dengan damai" ini.

Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten baru berencana untuk mempopulerkan aset wisata dan budaya mereka dengan membuat buku-buku yang berkaitan dengan Danau Sentani dan budaya yang menyelimutinya. Bahkan, Pemkab Jayapura telah meminta bantuan TNI AL untuk meneliti tiga legenda lain yang berada di sekitar Danau Sentani.

"Dengan adanya FDS kita upayakan agar cerita rakyat dan legenda dibukukan termasuk kejadian di Danau Sentani lainnya, seperti kampung terbalik di Sentani Tengah di Kampung Atamali. Karena ada perilaku menyimpang maka hukumannya kampung Itu terbalik," tuturnya.

Ada juga, tambah Albius, batu yang timbul tenggelam di perbatasan Sentani tengah dengan timur dan di bagian barat batu yang berhubungan (beranak pinak) di Kampung Kuadeware dan Kampung Yonokong.

"Tiga legenda ini akan diteliti karena letaknya ada di dalam air, untuk itu pemerintah daerah meminta TNI AL meneliti kondisi di dalam laut. Semoga di tahun depan bisa diperlihatkan," katanya.

Kini, Danau Sentani tidak hanya dikenal sebagai danau cantik bak cermin raksasa yang berhiaskan beragam cerita rakyat yang dipercaya sebagai asal muasal keberadaannya. Danau Sentani tengah membangun eksistensi guna menjadi pusat keanekaragaman budaya dan hayati. Menjadi magnet perhatian warga dunia. Bahkan, menjadi destinasi kelas dunia dengan adanya Festival Danau Sentani yang sudah berjalan sembilan tahun berturut-turut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun