Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Chief Operating Officer Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Popularitas Buku Cetak dan Pesona Kota Buku di Korea Selatan

19 Oktober 2015   09:30 Diperbarui: 24 Maret 2023   10:42 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paju Book City, Korea Selatan/KTO

Korea Selatan bukan hanya menjadi negara dengan pertumbuhan teknologi tercepat di dunia dan tempat lahirnya raksasa industri elektronik Samsung dan LG. Melainkan telah menjelma menjadi negara dengan kecepatan internet yang super cepat, bahkan tercepat di dunia! 

Di pertengahan tahun ini, KBS World Radio menyebutkan, kecepatan internet di Korea Selatan bisa mencapai 100 megabit per detik (Mbps) dengan rata-rata kecepatan 25,3 Mbps dan rasio penggunanya mencapai 81%. Dengan begitu, Korea Selatan merupakan negara kelima dengan populasi netizen terbesar di dunia.

Di tiap sudut kota telah tersedia layanan jaringan internet nirkabel (wifi). Pengguna smartphone dan perangkat elektronik canggih di Negeri Kimchi ini pun merata.

Tidak salah jika kita menebak perilaku konsumennya pun serba digital. Perkiraan saya pun begitu, ketika mengasumsikan pesatnya pertumbuhan buku digital di sini. Apalagi jika melihat tumbangnya industri media cetak di Amerika Serikat yang beralih ke digital dengan produknya ePaper.

Presiden Korea Publishers Society (Kopus) Chul-Ho Yoon yang saya temui dua pekan lalu di kota Seoul mengatakan bahwa penetrasi eBook di Korea Selatan masih belum signifikan, padahal sebelumnya diprediksi akan mencapai 50%.

“Perkembangan eBook di Korea masih belum signifikan. Sebelumnya diprediksikan pada tahun 2015 pertumbuhannya bisa mencapai 50%, namun pada kenyataannya hanya 5%,” kata Chul-Ho Yoon.

Namun, lambatnya pertumbuhan eBook maupun pembacanya, tidak sedikit pun membuat lesu industri penerbitan di Korea Selatan. Kopus mencatat ada sekitar 3.000 penerbit di Korea Selatan dan 340 di antaranya menjadi anggota Kopus.

Saya juga sempat bertanya terkait fenomena artikel blog yang dibukukan. Chul mengaku hal tersebut sudah banyak yang membuatnya. Saking banyaknya buku yang terbit, kerap kali bisa membuat kesulitan calon pembacanya dalam memilih buku yang benar-benar bagus dan bermanfaat.

Hal senada diungkapkan oleh Margaretha, mahasiswi Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Universitas Kyung Hee, Seoul kepada saya di sebuah café di kawasan Hongdae, Selasa (6/10) malam.

“Di sini, orang (Korea Selatan) masih suka baca buku cetak, dan gampang banget kalau mau nerbitin buku,” kata Margaretha yang mengambil studi sastra Korea.

Bahkan, tambahnya, masyarakat di Korea Selatan lebih suka memilih untuk membeli buku bekas, selain harga buku baru terbilang cukup mahal, mereka beranggapan bahwa buku bekas juga memiliki nilai pengetahuan yang sama dengan buku baru.

Kota Buku

Paju Book City, Korea Selatan/KTO
Paju Book City, Korea Selatan/KTO

Keseriusan Korea Selatan dalam mengembangkan dunia literasinya tidak hanya terlihat dari suburnya industri penerbitan dan minta baca masyarakatnya yang tinggi. Dengan membangun sebuah kawasan khusus penerbitan dan perbukuan di daerah Paju, dekat Jayu Highway sekitar 30 kilometer dari Ibu Kota Seoul atau sekitar 45 menit dari Kota Seoul jika berkendara menggunakan bis.

Dibangunnya kawasan khusus ini ditujukan semata-mata untuk membingkai sejarah kehidupan manusia beserta ilmu pengetahuannya. Memberikan ruang bagi industri dan dibangunnya perpustakaan raksasa, menjadikan daerah ini dikenal sebagai Paju Book City. Ya, kota buku!

Susunan buku dengan tinggi rak yang mencapai belasan di Paju Book City, Korea Selatan, daerah khusus bagi industri penerbitan, perpustakaan dan semua hal terkait literasi/Novka
Susunan buku dengan tinggi rak yang mencapai belasan di Paju Book City, Korea Selatan, daerah khusus bagi industri penerbitan, perpustakaan dan semua hal terkait literasi/Novka

Paju Book City tidak sulit untuk dijangkau dan begitu banyak moda transportasi yang dapat digunakan untuk sampai di kota buku ini. Saya pun berkesempatan mengunjungi daerah ini pada malam hari bersamaan dengan acara Paju Book Awards pada awal Oktober lalu. Demi memberikan apresiasi dan menjadi kredibilitas serta kualitas buku, penulis dan penerbit di sini, kota ini rutin memberikan penghargaan sejak empat tahun lalu.

Paju Booksori Co-Chairman Kim Eoun-ho dalam sambutan di malam penghargaan tersebut mengatakan, Paju Book Awards dipersembahkan untuk buku-buku, penulis dan perancang buku.

“Paju Book Awards ini dipersembahkan untuk buku-buku, penulis dan perancang buku yang mewujudkan identitas Asia melalui kreatifitas,” katanya.

Tidak berhenti di situ, jika melihat tata bangunan dan konsep urban design kota ini bisa membuat pengunjung ingin berlama-lama. Tidak hanya sekedar untuk mencari ilmu, tapi juga dapat dimanfaatkan untuk rekreasi karena di kota ini juga terdapat banyak toko buku dan café serta bangunan dengan konsep yang unik.

Gedung perpustakaan di kota ini pun sangat luas dengan fasilitas lengkap. Buku-buku dari berbagai penerbit dan negara tertata rapi dalam susunan rak yang sangat tinggi. Sepanjang mata memandang, saya tidak menemukan buku digital di sini. Jika pun ada hanya sebatas judul atau sinopsis buku yang ada pada bagian pencarian.

Kota yang melibatkan 30 arsitek ternama di Korea Selatan dan 10 arsitek dari berbagai negara dalam pembangunannya ini telah menjadi pusat kebudayaan masyarakat Korea Selatan dan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun