Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Chief Operating Officer Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Kelola Sampahnya Sendiri, APLN Bantu Bersihkan Jakarta

26 Juni 2015   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ket. Foto: Kadek R. Biantara, pengurus YAPL divisi lingkungan hidup menjelaskan pengelolaan sampah di Podomoro City, Kamis (25/6) siang/Nurulloh

Di samping menjalankan tugas dalam melayani pelanggan di sebuah restoran cepat saji, pemuda bernama Agus Supriadarma dengan senang hati mengoordinir dan mengumpulkan sampah dari tenant yang terdapat di ruko-ruko di kawasan Podomoro City, Jl. Letjen S. Parman, Jakarta. Sampah tersebut dikumpulkan tidak untuk dibawa atau dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) tapi dikelola oleh masyarakat sekitar untuk dijadikan kompos dan gas metana. 

Ide tersebut muncul atas inisiasi PT. Agung Podomoro Land, Tbk (APLN) yang merasa terpanggil untuk mengelola sampahnya sendiri karena debit sampah di Jakarta yang sudah mengkhawatirkan. Sekitar 6.500 ton sampah berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Pengertian rumah tangga di sini termasuk hunian vertikal dan perumahan. Atas dasar itu, tiap hunian yang dikembangkan oleh APLN berkomitmen untuk mengelola sampah yang dihasilkan penghuninya. 

Melalui Yayasan Agung Podomoro Land (YAPL) yang fokus terhadap tanggung jawab sosial perusahaan, kesadaran dalam pengelolaan sampah terus digalakan kepada seluruh penghuni apartemen dan mengajaknya untuk membiasakan diri dalam memilah dan mengemas sampah sebelum dibuang.

Implementasinya nyata! Ketika Anda memasuki kawasan Podomoro City yang terdiri dari hunian vertikal, mal Central Park dan deretan ruko terdapat banyak tempat sampah yang bervariasi. Sampah organik dan non-organik dengan cermat disediakan. Program yang dinamakan Green Waste ini dijalankan YAPL bersama PT. Prima Buana Internusa (PBI) selaku rekan kerjasama dan telah dijalankan di Kalibata City, Sudirman Park, CBD Pluit dan Gading Nias Residences di samping Podomoro City yang memang sudah lebih dulu melakukannya.

Tiap harinya, para cleaning service, pemulung binaan dan pengepul mengumpulkan sampah dan membawanya ke tempat pengelolaan sampai yang pada akhirnya diproses menjadi material yang bermanfaat. Kamis (25/6) sore, saya mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung tempat pengelolaan sampah tersebut yang jaraknya sekitar 500 meter dari APL Tower dan Mal Central Park. 

Kurang lebih ada sekitar 70 pemulung yang bekerja untuk memproses sampah dengan luas bangunan yang tak lebih dari 300 meter persegi itu. YAPL sengaja bekerjasama denga para pemulung dan pengepul serta cleaning service guna memberikan edukasi dan lahan pekerjaan. Karena sampah yang dikelola dapat dijadikan ladang bisnis untuk mereka. 

Indra Wijaya Antono, Wakil Ketua I YAPL mengatakan bahwa sebagai pelaksana kegiatan CSR, YAPL juga memiliki komitmen dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri.

"Kami (YAPL) memiliki visi dan misi meningkatkan ekonomi dan kehidupan masyarakat agar lebih mandiri dan berkomitmen mewujudkan masyarakat sejahtera secara individu melalui karya dan aksi nyata yang inovatif dan berkelanjutan," kata Indra di kantornya di APL Tower, Jakarta.

Ketika melihat tempat pengelolaan sampah yang dimiliki YAPL tersebut, saya sempat mengatakan satu hal kepada Kadek R. Biantara, pengurus YAPL divisi lingkungan hidup, bahwa apa yang dilakukan YAPL ini bukanlah hal baru, saat ini mudah ditemui di sudut perkampungan yang memiliki tempat pegelolaan sampah sendiri. Kadek pun menyadari, namun apa yang dilakukan YAPL ini merupakan hal yang baru karena baru kali ini pengembang berinisiatif untuk membangkitkan rasa kepedulian terhadap lingkungan.

"Ya, saya pun menyadari sudah banyak tempat pengelolaan sampah seperti ini, tapi YAPL merupakan yang pertama melakukan ini. Yang paling penting adanya kemauan dan tindaknyatanya," kata Kadek yang detil menjelaskan proses pengelolaan sampah di Podomoro City.

Ruang pengelolaan sampah yang diproses hingga menjadi kompos dan gas metana di Podomoro City, Jakarta/Nurulloh

Kompos dan gas metana yang dihasilkan dari proses pengelolaan sampah tersebut digunakan untuk berbagai keperluan. Kompos dimanfaatkan sebagai penyubur taman maupun area hijau di lokasi proyek-proyek yang dikelola APLN dan juga dibagikan kepadam masyarakat sekitar. Sedangkan gas metana masih dimanfaatkan untuk kebutuhan pengelola saja karena dibutkan kelengkapan dan teknologi tambahan lainnya.

Program Green Waste yang dilakukan YAPL ini baru tahap awal dan masih berkelanjutan dan dikembangkan sehingga dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk peduli antarsesama, lingkungan hidup dan menjadikan Jakarta lebih baik.

Di sela-sela kunjungan, saya sempat menantang dan membujuk pihak YAPL untuk mengundang Kompasianer datang langsung ke lokasi agar dapat melihat dan merasakan langsung dampak Green Waste yang dijalankan YAPL ini. Hal tersebut langsung "diiyakan" oleh Indra Wijaya Antono, selaku wakil ketua I YAPL. Semoga saja... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun