Nah, sekarang giliran saya yang menguji ketangkasan menawar dengan kekejaman yang sudah saya persiapkan hehe... Melihat sebuah korek api bermerek, saya tertarik untuk bertanya kepada penjual yang sudah sangat tua. Awalnya sedikit kebingungan karena penjual yang merupakan kakek tua itu tidak fasih berbahasa inggris, dia berbicara kepada saya dengan bahasa kanton (China) saat menawarkan barang dan memberi harga. Untungnya dia menuliskan dengan huruf latin harga korek api tersebut di atas meja dagangannya. Harga yang dicantumkan sekitar 80 HKD. Saya menawarnya hingga 20 HKD, gila ya haha... Tapi, berbekal kekejaman menawar yang disarankan teman saya, akhirnya saya tetep kekeh untuk menawar sebuah korek api itu dengan harga 20 HKD. Tau apa yang dia katakan kepada saya? Tanpa basa-basi, kakek tua itu berkata, "No money, out laah". Haha,,, saya diusir dari tokonya dengan kata-kata tadi, "Gak punya duit, pergi laaah," kira-kira begitu. Ternyata nasib saya tidak jauh beda dengan kedua teman saya sebelumnya yang dimaki penjual.
[caption id="attachment_225309" align="aligncenter" width="600" caption="Ladies Market, Kowloon, Hongkong/RUL"]
Kekejaman Itu Membuahkan Hasil
Meskipun sudah diteriaki gila dan diusir dari toko, saya dan teman-teman tidak menyerah begitu saja. Saya sendiri masih penasaran untuk mencoba menawar barang dari toko ke toko di Ladies Market itu. Betul saja, setelah mendapat makian dan diusir, akhirnya saya dan teman-teman berhasil membeli barang-barang dengan harga yang sangat berbeda jauh dengan yang ditawarkan. Misalkan saja harga sebuah tas itu awalnya sekita 300 HKD, kita bisa mendapatkannya dengan separuh harga bahwa seperempat harga awal.
[caption id="attachment_225310" align="aligncenter" width="600" caption="Ladies Market, Kowloon, Hongkong/RUL"]
Saya juga sempat membeli beberapa oleh-oleh untuk dibawa pulang dengan harga yang sangat terjangkau bahkan lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Jakarta. Hal ini dimungkinkan arus perdagangan di Hongkong sangat deras dan bebas, tiada pajak dan banyak barang yang berasal dari China sehingga tidak memakan biaya pendistribusian yang mahal dan kita juga sudah tahu bersama, seperti halnya di Indonesia, barang buatan China pasti jauh lebih murah dengan barang yang berasal dari negara lain karena ongkos produksi dan upah buruh yang murah. Sekarang, Anda mau kejam seperti saya saat menawar barang belanjaan di Hongkong? Coba saja, tapi saya tidak tanggung kalau awalnya dimaki dulu hehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H