Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Chief Operating Officer Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Indahnya "Hutan Beton" Hongkong dari Peak Tower

25 November 2012   05:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:43 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung berfoto di Sky Terrace 428, Peak Tower, Hongkong/RUL

[caption id="attachment_225694" align="aligncenter" width="620" caption="Kota Hongkong dari Sky Terrace, Peak Tower. Hongkong"][/caption] Cuaca cerah dengan warna langit yang kebiruan menyambut hangat kedatangan saya di Hongkong pada pertengahan bulan Oktober lalu. Biasanya Hongkong selalu diselimuti kabut tebal dan angin yang cukup kencang bila kita datang di awal sampai pertengahan tahun. Lalu-lalang moda transportasi modern dan hiruk-pikuk para pekerja dengan mobilitas tinggi menjadi pemandangan sehari-hari di kota “Bruce Lee” ini. Bagi kita yang tidak biasa dengan mobilitas tinggi yang diperlihatkan warga Hongkong, akan sangat mengganggu, karena apa-apa harus cepat. Saat berjalan atau menyeberang jalan saja, langkah kaki harus cepat, jika tidak, jangan marah kalau ditabrak dengan orang yang berada di belakang Anda. Tumbuhnya ratusan bahkan mungkin ribuan gedung-gedung mewah yang menjulang tinggi di kota ini seperti pepohononan di hutan belantara. Hampir tidak ada lahan kosong yang tidak termanfaatkan. Bukit bebatuan pun dijadikan fondasi gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Melihat keadaan di sini, saya jadi berpikir, Jakarta yang dibilang sudah padat, nyatanya jauh lebih padat Hongkong. Di Jakarta kita bisa masih menemukan lahan atau tanah kosong. Pemerintah setempat sepertinya sadar, bahwa adanya gedung-gedung tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri dan dapat meraup wisatawan lokal ataupun asing untuk menikmati pemandangan “hutan beton” Hongkong dari ketinggian. The Peak Tower, yang berada di Garden Road, Central, Hong Kong menawarkan itu semua. Mulai dari  wisata Trem menuju bukit Peak Tower yang di dalamnya terdapat museum lilin Madame Tussauds, Sky Terrace 428 sampai  toko-toko yang menjajakan souvenir khas The Peak dan kota Hongkong ada di sini. Layaknya sebuah mal yang ada di atas bukit. Unik, ya! [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Terminal Trem Peak Tower, Garden Road, Central, Hongkong/RUL"]

Terminal Trem Peak Tower, Garden Road, Central, Hongkong/RUL
Terminal Trem Peak Tower, Garden Road, Central, Hongkong/RUL
[/caption] Moda transportasi menuju lokasi sangat mudah dan beragam. Kita dapat memilih beberapa moda transportasi sesuai keinginan seperti menggunakan bus, Mass Transit Railway (MTR) atau Big Bus Tour. Saya sendiri memilih menggunakan MTR dari tempat saya menginap di kawasan Tsim Sha Tsui dan memakan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di Stasiun MTR Central, lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati taman kota untuk sampai di terminal bawah Peak Tram. Ketika melewati taman kota di dekat Central, saya sempat terkagum-kagum dengan penataan ruang dan fasilitas yang disedikan di taman tersebut. Dengan lahan yang sangat minim, Hongkong mampu membuat taman dengan pesona dan keindahan yang tak kalah baiknya dengan taman yang ada di daerah pegunungan atau tempat wisata. Sesampainya di terminal bawah Peak Tram, saya harus membeli tiket trem seharga 65 dolar Hongkong (HKD) untuk dua kali perjalanan, pergi dan pulang. Pengelola The Peak juga menawarkan alternatif tiket terusan seharga 325 HKD. Tiket terusan itu sudah termasuk tiket Trem, museum lilin Madame Tussauds dan Sky Terrace 428 yang memberikan pengalaman melihat 360 derajat kota Hongkong dari ketinggian di atas bukit. Ada dua Trem yang disediakan, namun apabila kita datang di siang hari, maka harus bersabar untuk mengantri giliran naik Trem. Ketika saya sampai di terminal bawah Trem itu sekitar pukul 10.00, sudah terlihat antrian panjang. Para pengunjung yang mayoritas berasal dari luar Hongkong mungkin memiliki rasa penasaran yang sama seperti saya untuk melihat "hutan beton" dari ketinggian di atas bukit. Namun, jangan khawatir, ketika di dalam antrian, kita bisa melihat sejarah tentang Trem ini yang dapat dijumpai di museum kecil di pintu masuk.

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Trem ini digunakan pengunjung untuk sampai di bukit Peak Tower, Hongkong/RUL"]

NurullohTrem ini digunakan pengunjung untuk sampai di bukit Peak Tower, Hongkong/RUL
NurullohTrem ini digunakan pengunjung untuk sampai di bukit Peak Tower, Hongkong/RUL
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="598" caption="Di dalam Trem bersama wartawan lainnya dari SCTV & Cosmopolitan/ Dok. Diambil oleh salah satu pengunjung Peak Tower"][/caption] Berikut rincian tiket Trem dan Sky Terrace 428

Tiket Trem

Pulang-Pergi (PP)

Sekali Jalan

Dewasa

HK$ 40

HK$ 28

Anak-anak (3 – 11 tahun)

Lansia (65 tahun ke atas)

HK$ 18

HK$ 11

Tiket Sky Terrace 428

Dewasa

HK$ 30

Anak-anak (3 – 11 tahun)

Lansia (65 tahun ke atas)

HK$ 15

Butuh waktu 10-15 menit untuk sampai di Peak Tower menggunakan moda transportasi trem yang sudah beroperasi sejak 1888 ini. Pemandangan gedung-gedung tinggi dan lautan sudah terlihat saat masih di dalam trem. Beruntung, saat itu cuaca di Hongkong sangat cerah dan bersahabat. Kita akan leluasa dan bisa melihat jelas gedung-gedung dari ketinggian meskipun jaraknya sangat jauh. Lalu lalang kapal pesiar pun dapat terlihat jelas. Sesampainya di Peak Tower, saya bergegas menuju Sky Terrace 428 yang mengambil tempat di bagian paling atas Peak Tower. Di sini, kota Hongkong dapat dilihat 360 derajat secara menyeluruh. Sky Terrace 428 ini juga disewakan sebagai tempat resepsi pernikahan, pesta dan pertemuan keluarga atau kerabat. Sayangnya tidak ada tempat untuk ngopi-ngopi di sini hehe... [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Pengunjung berfoto di Sky Terrace 428, Peak Tower, Hongkong/RUL"]

Pengunjung berfoto di Sky Terrace 428, Peak Tower, Hongkong/RUL
Pengunjung berfoto di Sky Terrace 428, Peak Tower, Hongkong/RUL
[/caption] Tidak hanya pemandangan kota Hongkong yang dapat kita nikmati, pengunjung juga dapat menuliskan keinginan dan harapan terutama bagi pasangan muda yang sedang memadu kasih agar hubungannya berlangsung erat, penuh cinta dan kasih. Pengelola menyediakan kertas berwarna merah berbentuk hati untuk dituliskan keinginan dan harapan dari para pengunjung, lalu menggantungkannya di sebuah tempat yang telah disediakan. [caption id="attachment_225693" align="aligncenter" width="400" caption="Salah satu pengunjung menggantungkan kertas harapannya di tempat yang telah disediakan di Sky Terrace/RUL"]
1353820092949377608
1353820092949377608
[/caption] Terlihat ribuan kertas dengan harapan dan keinginan masing-masing pengunjung tergantung di tempat yang juga berbentuk hati. Kita juga bisa membaca dan melihat sejarah berdiri Peak Tower dan beroperasinya kereta trem di tempat itu. Sky Terrace dibuka sejak pukul 10.00 sampai 23.00 waktu setempat, kecuali di akhir pekan, hari Sabtu dan Minggu dibuka pukul 08.00 sampai 23.00. Memandang Hongkong dari Peak Tower sangat memanjakan mata. Di tengah padatnya gedung-gedung dan mobilitas warganya yang tinggi, ternyata Hongkong menyimpan pesona dan sensasi pemandangan yang indah. [caption id="" align="aligncenter" width="598" caption="Naik bus sepulang dari Peak Tower/Vidi (Cosmopolitan)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun