Mohon tunggu...
Nurull Fitriyah
Nurull Fitriyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya Nurul fitriyah usia 21 tahun, senang menulis artikel dan membaca jurnal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Generasi Z dalam Pemlu Tahun 2024

27 Desember 2023   20:08 Diperbarui: 27 Desember 2023   20:34 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu 2024 udah semakin dekat, tahun depan Indonesia menggelar pesta demokrasi 5 tahunan. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) meminta kalangan Generasi Z atau Gen Z turut mengawasi setiap tahapan Pemilu 2024. Peran Gen Z dalam pengawasan pemilu sangat penting karena mereka adalah generasi yang akan mengalami dampak dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh para pemimpin yang terpilih. Meskipun Gen Z sering dianggap sebagai yang lebih muda dan kurang berpengalaman dalam politik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Gen Z tumbuh dengan teknologi digital, dan mereka seringkali mahir dalam penggunaan media sosial, situs web, dan aplikasi untuk mengakses informasi politik. Mereka dapat menggunakan platform tersebut untuk memantau perkembangan pemilu, menyebarkan informasi tentang calon, atau membangun tekanan publik terhadap pemilu yang adil. 

Menurut Jimly (Novita,2022) pemilu adalah merupakan cara yang diselenggarakan untuk memilih wakil-wakil rakyat secara demokratis. Dalam sistem demokrasi, pemilu dipergunakan sebagai sarana bagi rakyat selaku pemilik kedaulatan atas negara untuk memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di lembaga legislatif dan eksekutif. Bagi peserta pemilu, pemilu menjadi sarana untuk memperebutkan dukungan politik (suara) rakyat yang akan menjadi tolok ukur untuk menentukan keterpilihan mereka sebagai wakil rakyat.

Menurut Ramlan bahwa pemilihan umum diartikan sebagai suatu mekanisme penyeleksian serta pendelegasian atau penyerahan dari kedaulatan pada orang maupun partai yang dipercayai. Sedangakan Menurut Moertopo pengertian pemilihan umum adalah pada hakekatnya merupakan sarana tersedia bagi rakyat dalam menjalankan suatu kedaulatannya sesuai dengan azas bermaktub pada Pembukaan UUD 1945. Dimana pemilu itu sendiri dasarnya suatu Lembaga Demokrasi yang memilih anggota-anggota dari perwakilan rakyat di dalam MPR, DPR, DPRD, pada gilirannya bertugas bersamasama dengan pemerintah, dalam menetapkan politik dan jalannya suatu pemerintahan negara".(Parlin Et al.,2021)

Menurut Sanburnd penamaan pada generasi-generasi awalnya terlahir dari generation theory (teori generasi) yang muncul dan bermula di Amerika, khusunya Amerika Serikat. Pencetus teori generasi ini menarik kesimpulan pemahaman berupa pengelompokan berbagai generasi yang didasarkan pada tahun kelahirannya. Jumlah Generasi Z diseluruh dunia berdasarkan data yang diunduh UN World Population Estimate (2015) bahwa kurang lebih 2,5 miliar jumlah jiwa (34,05%) dan berdasarkan Indonesia-Sensus (2010) sekitar 68,02 juta jiwa (28,86%). Sedangkan Tapscott membagi demografi penduduk Amerika ke dalam beberapa kelompok generasi sebagai berikut: a. Kelompok generasi yang lahir antara tahun 1946-1964 atau sering disebut dengan istilah The Baby Boom b. Kelompok generasi yang lahir antara tahun 1965-1976 atau sering disebut dengan istilah The Baby Bust c. Kelompok generasi yang lahir antara tahun 1977-1997 atau sering disebut dengan istilah The Millennial d. Kelompok generasi yang lahir antara tahun1998 hingga kini, atau sering disebut dengan istilah Generation Net (Generasi Z). ( Handayani,2019)

pemilu merupakan cara yang terkuat bagi rakyat untuk berpartisipasi didalam sistem demokrasi perwakilan modern. kesadaran dan pengetahuan para pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya sangat baik. Memiliki pemahaman bahwa menggunakan hak pilih akan menentukan perkembangan Negara dan kehidupan mereka dalam 5 tahun ke depan merupakan sebuah pemahaman yang harus dimiliki oleh seluruh pemilih di Indonesia. Karna pengetahuan tersebut akan meningkatkan jumlah suara dan menggurangi golongan putih (golput) dalam proses pemilihan umum.

Selain kesadaran peribadi tentang pentingnya keikutsertaan pelajar sebagai pemilih pemula dalam pemilihan umum pemaham dan kesadaran pentingnya partisipasi mereka sebagai pemilih pemula tidak lepas dari berbagai factor pendukung, diantaranya: pertama, motivasi orang tua. Peran orang tua dalam meningkatakan pemahaman dan kesadaran pelajar dalam menggunakan hak pilihnya pertama kali sangat berpengaruh. Hal ini sejalan dengan dengan penjelasan menjelaskan bahwa peran orang tua dalam mengedukasi anaknya seputar dinamika politik Indonesia. 

Selain peran orang tua, factor lain yang mempengaruhi perkembangan pengetahuan dan pemahaman pelajar sebagai pemilih pemula adalah kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membuat kemuajuan pola pikir dan perilaku yang ada dalam masyarakat. Teknologi yang berkembang pesat pada saat ini juga mempengaruhi partisipasi pemilih pemula dalam kegiatan pemilihan umum. Berbagai informasi dapat di akses dengan sangat mudah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam tulisan ini. Pelajar dapat mengkases berita dari berbagai platform. Salah satunya adalah media social.

Media sosial nampaknya kini telah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Beragam informasi dapat kita ketahui melalui platform yang hadir dari adanya arus globalisasi ini. Pertukaran berbagai macam informasi juga bisa kita lakukan melalui media sosial. Informasi yang berasal dari media sosial mencakup hampir di setiap bidang-bidang, contohnya seperti hiburan, berita, olahraga, politik, dan lain sebagainya. Jadi, wajar jika banyak dari sebagian besar kita menikmati waktu luang untuk surfing atau menjelajah isi dari media sosial daripada menggunakan media lain. Maka, sudah jelas bahwa generasi Z yang masuk dalam daftar pemilih pemula dalam proses pemilihan umum sebenarnya sudah memiliki pengetahuan tentang pentingnya menggunakan hak pilih mereka dalam pesta demokrasi tahun 2024 nantinya, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam memilih calon pemimpin yang kompeten sebagai pemimpin yang mampu membawa Indonesia menjadi Negara yang lebih baik ke depannya

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun