Mohon tunggu...
Nurul Khoirunnisa
Nurul Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

From "nothing" to "everything" Because all good things take time to achieve 🌸

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Perencanaan Karir Individual: Pendekatan Tahapan Berdasarkan Kebutuhan dan Pengembangan

14 November 2024   11:12 Diperbarui: 14 November 2024   11:18 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar : Tulisan ini disusun oleh Nurul Khoirunnisa, seorang mahasiswi Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Semester 1 Kelas E di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tulisan ini disarikan dari Modul Ajar Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Part 9 yang diberikan oleh Prof. Dr. H. A. Rusdiana, Drs, M.M., sebagai dosen pengampu.

Perencanaan karir di tingkat organisasi tidak akan dianggap penting oleh pegawai jika tidak sejalan dengan tujuan karir mereka. Maka, perencanaan karir pada tingkat organisasi juga harus dipertimbangkan sejalan dengan perencanaan karir pada tingkat individu. Menurut teori ini, tujuan perencanaan karir bagi suatu pegawai adalah memahami potensi pegawai karir di masa depan dan mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan tercapainya tujuan karir tersebut secara efektif dan efisien. Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam proses karir individu adalah sebagai berikut:

Pertama: Analisis kebutuhan karir individu merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi potensi dan kelebihan yang dimiliki setiap orang sehingga dapat diketahui dan dikembangkan sebaik-baiknya bagi yang mampu. Ada dua metode untuk mengidentifikasinya: career by objective (CBO) dan analisis peran kompetensi. CBO berfokus pada tujuan karir yang spesifik untuk setiap individu, dan setiap orang didorong untuk menetapkan tujuan serta mengikuti langkah-langkah spesifik untuk mencapainya. Di sisi lain ada analisis peran kompetensi (career pathing), menyediakan panduan yang jelas dan mudah dimengerti bagi para pegawai sehingga mereka dapat melihat peluang pertumbuhan dari waktu ke waktu.

Kedua: Proses manajemen karir, pengembangan karir merupakan upaya perbaikan diri yang dilakukan oleh seseorang diperlukan menyusun dan menjalankan rencana karir pribadi secara efektif untuk mencapai tujuan karir yang diinginkan melalui jalur yang telah ditetapkan dalam perencanaan sebelumnya.

Ketiga: Menurut Simamora (di Rusdiana), terdapat perbedaan tanggung jawab pengelolaan antara karir individu dan organisasi yang menunjukkan pada dasarnya perencanaan karir itu melibatkan dua unsur utama, yaitu karir individu dan karir organisasi. Pendapat Mondy (dalam Badriyah) menegaskan bahwa karir individu dan organisasi mempunyai kaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Dua elemen terpentingnya adalah organisasi harus memastikan bahwa karir perencanaan selaras dengan tujuan dan strategi bisnis mereka. Melalui metode ini, individu maupun organisasi dapat meraih tingkat keberhasilan yang tinggi.

Contoh misalnya, Jika rencana karir individu tidak dapat terwujud dalam organisasi, maka individu tersebut cenderung akan mempertimbangkan untuk meninggalkan perusahaan. Maka, organisasi harus memperkuat pegawainya dibidang perencanaan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka secara efektif. Orang-orang yang mempunyai rencana konservasi tidak bisa tinggal diam dalam organisasi, dan mereka pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan, baik secara cepat maupun bertahap. Jadi, organisasi harus mendukung pegawai dalam bidang perencanaan karir sehingga keduanya dapat memenuhi kebutuhan satu sama lain secara efektif.

Natizah: Harus ada keterpaduan antara tujuan karir individu dan strategi pengembangan karir organisasi agar karir di tingkat ini dapat ditentukan dan dihargai oleh pegawai. Organisasi harus mampu menciptakan keseimbangan antara kebutuhan bisnis dan aspirasi pegawai sehingga tercipta lingkungan kerja yang produktif dan inspiratif. Dengan menerapkan strategi ini, organisasi dapat meningkatkan kepuasan pegawai, menurunkan rasa mudah menyerah, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun