Mohon tunggu...
Nurul Kintan napisa
Nurul Kintan napisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa unimar

Mahasiswa UNIVERSITAS MUHAMADIYAH A.R FACHRUDIN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ragam Bahasa di Indonesia

20 Oktober 2024   10:41 Diperbarui: 20 Oktober 2024   10:46 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh
pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui
bahasa yang diungkapkan.
Menurut Bachman dalam buku Sri Satata bahwa ragam bahasa adalah variasi
bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Dengan kata lain, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang
terjadi karena pemakaian bahasa. (Satata, 2019 : 29)

    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri atas ragam politik, ragam
hukum, ragam sosial dan fungsional, ragam jurnalistik, serta ragam sastra.
a. Ragam politik
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata
dan mengatur kehidupan masyarakat. dengan sendirinya penguasa merupakan salah
satu sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam
pengembangan bahasa di masyarakat.
b. Ragam hukum
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang
panjang dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu
memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini
disebabkan hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada hukum yang ditulis
pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda. Namun,
terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum
karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang
dimaksud

     Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma
dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang
lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa
berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan
atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam
sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang
takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang
yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut "kamu"
pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara
dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua

     Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam
bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan
tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran,
ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
d. Ragam jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia
persurat-kabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih
lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media
massa. Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia
(internet). Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk
karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk
dalam ragam bahasa ringkas.

    Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut.
1) Bahasanya padat
2) Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan
3) Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
4) Lebih banyak unsur pikiran daripada perasaan
5) Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi.

    Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi
logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi
tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi
prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku.
Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan
oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan
bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik

DAFTAR PUSTAKA 

Satata, S. (2018). Bahasa Indonesia paket c tingkatan v modul tema 4: teks negosiasi.
Jakarta: Direktoran Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan-Ditjen
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyakarat-Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun