Mohon tunggu...
Nurul Kholifah
Nurul Kholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif

Haii! Saya biasanya dipanggil Nurul. Saya adalah seorang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga. Saya sekarang berada di program studi kesehatan masyarakat. Saya ingin bisa mengembangkan ketrampilan saya agar bisa menulis artikel-artikel dengan bagus dan baik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kasus Stunting Pada Anak di Indonesia

28 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 28 Agustus 2024   08:20 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak mengenal istilah stunting? Pastilah banyak dari kita yang telah sering mendengar istilah itu. Baik pada saat ada acara formal atau pun pada saat acara non formal. Baik dibahas orang banyak orang atau pun hanya sepasang orang. Stunting itu merupakan salah satu hal serius yang harus dihadapi oleh negara kita Indonesia. 

Stunting dapat diartikan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya. Malnutrisi sendiri merupakan salah satu kondisi yang berbahaya, yakni ketika seseorang mengalami ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuhnya.

Dari kondisi malnutrisi ini, bisa mengakibatkan pengidapnya mengalami berbagai keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan tersebut terkait dengan gangguan fungsi tubuh.

Stunting sendiri juga dapat diistilahkan sebagai tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan umur anak tersebut. Jadi, badan mereka akan lebih pendek daripada badan anak-anak pada umumnya.

Yang menyebabkan kasus stunting tetap tinggi ini karena kurangnya asupan gizi pada ibu saat dia sebelum hamil, selamat hamil, saat 1000 hari setelah anak terlahir dan hidup di dunia. Dampak dari stunting ini bisa menghambat pertumbuhan otot sehingga anak memiliki risiko bisa obesitas. Anak tersebut juga akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

Kasus stunting pada anak perlu adanya solusi. Solusi yang sesuai adalah seorang ibu harus memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuhnya semenjak sebelum hamil, selama kehamilan dan setelah melahirkan. Bagi ibu harus memberikan ASI saja kepada bayi mereka hingga umur 6 bulan. Lalu, hingga umur 2 tahun melanjutkan ASI tersebut dengan disertai dengan makanan pendamping ASI. 

Anak-anak penerus bangsa Indonesia ini tidak boleh terus-terusan mengalami stunting. Mereka harus sehat dan pertumbuhannya normal. Maka, perlu dari kita semua untuk memulihkan keadaan ini. Mari perhatikan keadaan gizimu demi anak cucumu!

Sumber literatur/referensi :

1. https://www.alodokter.com/stunting

2. https://www.halodoc.com/kesehatan/malnutrisi?srsltid=AfmBOorX2im19EkEvSmyElp9ePuBq7er1s3thjiwu-IlKirkFfQH0MCN.

3. https://www.kominfo.go.id/content/detail/20501/berikan-asi-untuk-tumbuh-kembang-optimal/0/

artikel_gpr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun