Mohon tunggu...
Nurul Khoirotunnisaa
Nurul Khoirotunnisaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - jey

mahasiswa uin malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minoritas Bukanlah Sebuah Batasan

1 April 2021   20:34 Diperbarui: 1 April 2021   20:39 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo semunya, assalamualaikum sebelumnya disini saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, perkenalkan saya Nurul Khoirotunnisaa mahasiswa Universitas Islam Negri Malang fakultas ekonomi prodi manajemen, disini saya menulis artikel untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan saya. Gimana nih kabar kalian semua? Semoga kalian semua sehat selalu tetap pada lindunganNya.

Indonesia dikenal dengan banyaknya keragaman mulai dari agama, suku, budaya, etnis, bahasa dan masih banyak lagi. Bagaimana Indonesia bisa bersatu? Indonesia memiliki sebuah semboyan yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Makna ini dapat disimpulkan bahwa keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak menjadi halangan bagasa Indonesia untuk tetap bersatu dalam satu kesatuan Negara Republik Indonesia. Disini peran semboyan tersebut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari berbagai perbedaan yang ada, membantu membangun kehidupan nasional yang harmonis dan sejahtera, mendorong rasa nasionalisme bangsa Indonesia, mendorong masyarakat Indonesia untuk tetap bersatu dalam satu kesatuan yang bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai benteng Negara Indonesia agar tetap dalam satu kesatuan yang telah di gerus atau dikikis oleh era globalisasi seperti sekarang ini, dan yang terakhir sebagai penyemangat bangsa dalam upaya membangun bangsa Indonesia agar menjadi lebih maju.

Tidak hanya itu saja, Indonesia juga memiliki dasar Negara berupa pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila sendiri juga memiliki peran tersendiri, antara lain berperan sebagai jiwa bangsa Indonesia, berperan sebagai kepribadian bangsa Indonesia, berperan sebagai dasar Negara republic Indonesia, berperan sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, berperan sebagai perjanjian luhur, berperan sebagai moral pembangunan, berperan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila, dan berperan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

Peran dari keduanya sangat besar terhadap kehidupan bermasyarakat. Dari banyaknya keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia pasti terdapat sebuah kelompok mayoritas maupun kelompok minoritas di kalangan bermasyarakat. Misalnya saja seperti agama di Indonesia mayoritas masyarakat memeluk agama islam yang otomatis semua kalangan di masyarakat pasti akan mengenal atau memahami apa saja yang berhubungan dengan islam itu sendiri walaupun tidak begitu paham terlalu dalam. Nah sedangkan kalau kelompok minoritas? Contohnya orang-orang yang memeluk agama Hindu, di Indonesia sangat jarang orang memluk agama Hindu, sebenarnya ada, tapi biasanya tergantung daerah yang ada. Seperti di Bali misalnya, kan banyak orang Hindu daripada orang Islamnya. Dari kelompok minoritas, Pastinya banyak orang yang tidak mengenalnya, biasanya orang-orang hanya mengetahui tanpa memahaminya. Nah disini pastinya sangat susah bagi kelompok minoritas itu sendiri.

Dari pemaham diatas saya akan terjun langsung kepada sebuah kelompok minoritas yang ada di daerah saya, yaitu sebuah kelompok umat beragama Hindu. Disini saya bertemu langsung dengan saudara I Gusti Bagus Oka M , selaku ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) yang berada di Kabupaten Kutai Timur. "Beliau menjelaskan, bahwa umat Hindu yang berada di Kabupaten Kutai Timur pada saat ini berjumlah kurang lebih 2.543 jiwa yang semuanya tersebar di beberapa kecamatan yang berbeda. Seperti di kecamatan Kaliorang yang di pimpin oleh I Made Ukirada, kecamatan Long Mesangat dipimpin oleh I Made Putra, kecamatan sangatta Utara di pimpin I Gusti Agung Mahayasa, kecamatan Kongbeng di pimpin oleh I Made Merta, dan Kecamatan Kaubun di pimpin oleh Mangku Made Parba. Dari yang disebutkan diatas semuanya apabila terdapat peringatan hari-hari suci maka semuanya serentak melaksanakan ritual-ritual yang sama guna mensucikan dan intropeksi diri dalam rangka meningkatkan penghayatan akan hidup ini"

Beliau juga mengatakan sebenarnya menganut agama yang minorotas tidak begitu susah karena tempat ibadah yang berada di Jalan Bumi Etam, Sangatta Utara, Kutai Timur yang bernama Pura Dharma Jagadnatha sendiri tidak hanya menjadi tempat beribadah saja, rumah ibadah ini cukup menarik perhatian masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang mengenali budaya kami sendiri. Rumah ibadah ini memiliki arsitektur yang menawan dan dapat dijadikan sebagai spot untuk berfoto, sekaligus sebagai tempat beribadah dan menjadikan wisata religi. Pura ini banyak digemari oleh warga sekitar. Yang berdatangan tidak hanya sekedar umat Hindu saja melainkan juga masyarakat dari kalangan agama lain, misalnya umat Islam, umat Kristen, umat katolik, dan lain-lain. Sehingga dari sisni, masyarakat dapat lebih mengenal apa itu agama Hindu.

Biasanya pada saat libur akhir pekan, tempat ibadah ini dipenuhi oleh pengunjung. Pasalnya tidak hanya arsitektur dan ukiran di tempat ini yang menjadikan indah namun juga ternyata Pura ini mempunyai sejarah dan budaya Hindu yang sangat kental. Pura ini juga merupakan tempat ibadah satu-satunya yang terdapat di Sangatta bagi Umat Hindu. Beliau berkata "biasanya setiap hari ada saja yang datang ke Pura ini, dengan tujuan untuk berdoa maupun hanya berfoto, namun ramainya biasanya pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu dan juga pada saat perayaan hari besar seperti Nyepi dan ulang tahun Pura."

Sedikit sejarah tentang Pura Dharma Jagadnatha. Pembangunan pura yang didirikan pada tahun 1995 dan diresmikan pada tahun 1997 yang mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar, karena dengan adanya Pura ini dapat memudahkan bagi umat Hindu untuk beribadah. Pada saat masuk pura terdapat beberapa persyaratan yang dilarang yaitu, seperti orang yang sedang haid dan orang yang sedang berduka tidak boleh masuk ke lokasi karena saat ingin berdoa batin harus selalu dalam keadaan yang ceria.

Saat ini, para pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan umat hindu disini meliki tekad yang sama bagi Kabupaten Kutai Timur untuk dapat andil dalam menjaga pembangunan baik disegala bidang, terutama pembangunan pada sector kerukunan umat beragama dan juga pembangunan di bidang kebudayaan, yang semuanya bertujuan untuk memajukan wilayah Kutai Timur menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Jelasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun