Mohon tunggu...
nurul jannah safitri
nurul jannah safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

yakin kepada-Nya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Pemikiran Filsafat Nativisme di Sekolah Dasar

2 Januari 2022   05:53 Diperbarui: 2 Januari 2022   09:36 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan 

Filsafat diambil dari bahasa Yunani yaitu philos dan Sophia, kata philos yang memiliki arti suka, cinta sedangkan sopia yaitu berarti kebijaksanaan, kebenaran. Dari pengertian 2 kata tersebut dapat dipahami bahwa artian dari filsafat yaitu ilmu yang mencintai atau menyukai kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat ialah ilmu yang mencintai kebenaran karena dari kebenaran itu sebagai pertimbangan terhadap ilmu filsafat lainnya maka tidak heran bahwasannya filsafat dijadikan sebagai landasan pandangan kebenaran karena jika dilihat dari subtansinya juga memaknai bahwa filsafat merupakan pandangan kebenaran atau sebagai induk dari segala ilmu atau ibu dari semua ilmu. Filsafat juga dijuluki sebagai mother of science yang berarti dari filsafat mampu mengembangkan atau menjawab semua permasalahan atau pertanyaan yang ada.

Suatu pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu bangsanya. Jika dilihat dari bentuknya, maka pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan yang dilakukan secara formal yaitu pendidikan yang dilakukan secara berlangsung teratur dan bertingkat sedangkan pendidkan yang non formal yaitu pendidikan tertentu dan tanpa suatu peraturan ketat.

Berbincang antara filsafat dengan pendidikan ini ternyata mempunyau hubungan atau timbal balik. Filsafat pendidikan berusaha menjawab permasalahan pada pendidikan yang bersifat filosofis. Adanya filsafat pendidikan ini dikarenakan banyaknya permasalahan dan perubahan di dunia pendidikan yang tak mampu dijawab dengan ilmu filsafat.(We'u, 2018)

Pemikiran Filsafat Nativisme

Menurut para ahli mengatakan bahwa pandangan teori nativisme yaitu perkembangan individu yang telah ditentukan oleh faktor-faktor bawaan dari sejak lahir. Salah seorang tokoh filosof dari Jerman yang menganut aliran ini yaitu Athur Schopenhawer, beliau mengatakan bahwa aliran ini semua perkembangan anak itu sudah ditentukan dari bawaan atau kewarisan. Setiap anak akan terlahir dari bawaan yang baik atau sebaliknya. Kemudian untuk hasil dari pendidikannya juga ditentukan dari bawaan sejak awal anak lahir atau pewaris bawaan. Maka dari itu aliran dari pandangan ini hasil akhir atau keberhasilan dari pendidikan anak itu ditentukan oleh si anak itu sendiri. Kemudian aliran ini juga menganggap bahwa lingkungan sekitar tidak akan mempengaruhi atau tidak mempunyai arti. Jadi contoh dari pandangan ini bahwa anak yang terlahir baik maka mempunyai pembawaan yang baik dari lahir  sedangkan anak yang buruk itu mempunyai pembawaan yang buruk sejak lahir sehingga lingkungan sekitar tidak dapat merubahnya. Contoh nyata dari pandangan ini yakni orang tua dan anaknya mempunyai kemiripan atau kesamaan seperti jika orangtuanya adalah seorang pelukis maka anaknya juga akan menjadi pelukis. (Saifuddin, 2013)

Aliran naturalisme juga mendukung akan aliran nativisme ini, seperti tokoh dari aliran naturalisme yaitu J.J Rousseu yang mengatakan bahwasannya semua suci dari tangan Tuhan rusak ditangan manusia.  Lingkungan sekitar kurang atau bahkan tidak berpengaruh dengan perkembangan atapun pendidikan seoramg anak. Maka hal yang paling memungkinkan bahwa seorang anak yang mempunyai hasil pendidikan itu didapatkan dari kemampuan bakatnya yang sudah ada atau sudah dibawa dari lahir. Oleh karena itu menurut aliran Nativisme bahwa seorang anak yang mempunyai pembawaaan jahat sejak lahir, maka ia nanti akan menjadi jahat dan juga sebaliknya jika seorang anak mempunyai bakat bawaan baik, maka nanti akan menjadi baik. Maka dari iru, pendidikan anak yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan bakat menjadi bawaan sejak lahir tidak akan memliki arti bagi perkembangan anak itu sendiri.

Kemudian LL Szondi juga menambhakan bahwa suatu dorongan ataupun tingkah laku social serta intelektual telah ditentukan dengan faktor bawaan atau turunan sebagai nasib yang akan menentukan seseorang kelak. (Musdalifah, 2018)


Implementasi Filsafat Nativisme di Jenjang Pendidikan Dasar 

Berbincang dengan aliran nativisme dalam dunia Pendidikan yakni terkit perihal perkembangan seseorang dalam kompetensi, kecerdasan, dan bakat yang ada pada seseorang tanpa pengaruh dari lingkungan sekitarmya. Contohnya seseorang mempunyai IQ 200, maka seseorang ini sudah murni dari bawaan sejak lahir bukan lagi tentang faktor dari jeri payah belajar ataupun dukungan dari orang tua, guru, kerabat atau dari lingkup sekitarnya yang mampu meningkatkan motivasi belajar seseorang.Pada filsafat teori nativisme bahwa hal yang dapat menentukkan keadaannya dari sifat yang sudah dibawa sejak lahir. Kemudian factor yang paling mempengaruhi dari perkembangan seseorang ialah factor genetic dari kedua orang tuanya, kemudian seorang anak itu akan berkembang secara berpola misal dari anak akan tumbuh secara cepat ketika bayi, berkurang pada masa anak, dan akan bertumbuh dan berkembang fisiknya mulai dari bayi, anak, remaja, hingga dewasa. (Izzati, 2015)

Penutup

Menurut para ahli mengatakan bahwa pandangan teori nativisme yaitu perkembangan individu yang telah ditentukan oleh faktor-faktor bawaan dari sejak lahir. Salah seorang tokoh filosof dari Jerman yang menganut aliran ini yaitu Athur Schopenhawer, beliau mengatakan bahwa aliran ini semua perkembangan anak itu sudah ditentukan dari bawaan atau kewarisan. Pada tingkat Sekilah Dasar atau SD contoh implementasi dari nativisme yakni ketika seleksi atau tes untuk mengikuti ekstarkurikuler. Peran guru kelas dan guru pengajar pelajaran juga penting dalam mengarahkan dan membimbing peserta didiknya untuk memilih dalam ekstrakurikulernya. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak diintervensikan dengan Pendidikan. Adanya pendidikan juga tidak akan membuahkan hasil akhir pada perkembangan seseorang karena semua itu sudah ada pada bawaan lahirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun