Mohon tunggu...
Nurulizzah Mahdiana
Nurulizzah Mahdiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi ngonten

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Integrasi Sosial dalam Ekonomi: Menjawab Tantangan Ketimpangan Sosial di Era Globalisasi

15 Desember 2024   14:44 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:44 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan semakin cepatnya globalisasi, kesenjangan sosial dan ekonomi menjadi permasalahan yang semakin tidak terhindarkan. Ketimpangan ini tidak hanya terbatas pada kesenjangan antara negara maju dan  berkembang, namun juga mencakup kesenjangan antar individu dalam suatu negara. Oleh karena itu, upaya untuk mencapai inklusi sosial dalam perekonomian sangat penting untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih adil. Dalam konteks ini, pendekatan epistemologis Bayani, Burhani, dan Irfani memberikan perspektif  holistik untuk memahami dan mengatasi tantangan kesenjangan sosial yang semakin penting.

BAYANI

Penerapan epistemologi Bayani pada ekonomi bisa membantu membangun model  integrasi sosial yang mengedepankan keadilan & kesejahteraan bersama, sekaligus mengurangi kesenjangan yang semakin lebar pada tengah arus globalisasi yang mengutamakan individualisme & kompetisi.

Islam mendorong sistem ekonomi yang tidak hanya berfokus pada keuntungan pribadi tetapi juga pada kesejahteraan bersama. Dalam Surah Al-Hashr (59:7), Allah berfirman:

"Apa yang diberikan Rasul kepada kalian, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah..."

Ayat ini menunjukkan pentingnya mengikuti petunjuk yang membawa kemaslahatan umum dan menghindari hal-hal yang dapat merugikan

BURHANI

Dalam penerapan burhani, Berikut adalah beberapa contoh konkrit penerapan paradigma integrasi bidang ekonomi dalam kehidupan sehari-hari yang mengacu pada Surat Al-Hasr ayat 7:

  • Pembagian Keuntungan Bisnis

Dalam dunia usaha, penerapan prinsip keadilan ini bisa dilihat pada perusahaan yang berkomitmen untuk berbagi keuntungan dengan pekerja dan masyarakat sekitar.

  • Pemberdayaan UMKM

Pemberdayaan UMKM merupakan bentuk lain menurut penerapan prinsip membuatkan kekayaan secara adil.Dengan menaruh akses modal, pelatihan, & pasar yang lebih luas pada pengusaha kecil, pemerintah atau forum keuangan membantu menyeimbangkan distribusi kekayaan pada warga .Hal ini mencegah penumpukan kekayaan pada tangan segelintir orang atau perusahaan besar, & menaruh kesempatan bagi seluruh lapisan warga  buat berkembang.

  • Zakat dan Waqaf

Zakat adalah kewajiban  Islam untuk membagikan harta kepada orang-orang yang membutuhkan, misalnya fakir miskin dan anak yatim. Penerapan Zakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan contoh nyata  paradigma ekonomi yang berbasis pada keadilan dan pemerataan. Selain zakat, wakaf juga dapat menjadi sarana pendistribusian kekayaan, dimana harta yang diwakafkan digunakan untuk tujuan sosial seperti membangun sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.

IRFANI

Dalam penerapan epistemologi Irfani, beberapa hal yang menjadi manfaat yang mengacu pad QS AL Hasr ayat 7 adalah:


  • Menciptakan Keadilan Sosial
  • Salah satu manfaat utama  penerapan prinsip pemerataan kekayaan  adalah terciptanya keadilan sosial. Dalam ilmu ekonomi, hal ini berarti bahwa sumber daya dan kekayaan tidak hanya terkonsentrasi pada segelintir orang atau kelompok, namun didistribusikan secara  merata ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini akan membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi
  • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata
  • Distribusi kekayaan yang lebih adil akan memastikan bahwa masyarakat yang kurang beruntung atau terpinggirkan menerima akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Program sosial seperti Zakat, Wakaf, dan pemberdayaan UMKM membantu meningkatkan taraf hidup UMKM, yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
  • Rasa solidaritas dan kerjasama dalam masyarakat
  • Prinsip pembagian yang adil dan peningkatan kesejahteraan bersama membantu membangun rasa solidaritas dan kerjasama dalam masyarakat. Dalam konteks ini, individu atau kelompok  berfokus pada  kepentingan pribadi dan kepentingan kolektif. Memperkuat hubungan sosial antar masyarakat, membangun rasa saling percaya, dan mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun