Bertambah dan berkurangnya prasangka dan diskriminasi selama masa remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana remaja mudah terpengaruh sikap teman/golongannya. Oleh karena itu, remaja yang latar belakang sosial, agama, atau sosial ekonominya berbeda dianggap kurang disenangi dibandingkan dengan remaja berlatar belakang sama/sederajat.
Nilai baru dalam penerimaan sosial bagi remaja
Remaja mudah mengerti bahwa ia dinilai dengan standar yang sama dengan yang digunakan untuk menilai orang lain. Tidak ada satu sifat atau pola perilaku khas yang akan menjamin penerimaan sosial selama masa remaja. Penerimaan bergantung pada sifat dan pola perilaku, yang disenangi remaja dan dapat menambah gengsi kelompok yang dipinggirkan. Begitupula tidak ada satu sifat/pola perilaku yang menjatuhkan remaja dari teman sebayanya.
Sekarang kita kembali hubungkan dengan pendidikan, minat remaja dalam pendidikan umumnya suka mengeluh akibat banyaknya peraturan dan tugas sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru- guru dan bagaimana cara guru mengajar. Besarnya minat remaja pada pendidikan, sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai loncatan. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap remaja :
- Sikap teman sebaya
- Sikap orangtua
- Nilai yang menunjukkan keberhasilan akademis
- Sikap terhadap guru dan kebijakannya
- Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler
- Dukungan sosial teman sejawatnya
Ada tiga macam remaja yang tidak berminat sekolah :
- Remaja yang orangtuanya memiliki cita-cita tinggi yang tidak realistik terhadap anak
- Remaja yang kurang diterima oleh teman sekelasnya
- Remaja yang matang lebih awal yang diharapkan berprestasi lebih baik.
Maka dari itu yang harus dikuasai remaja agar terhindar dari kenakalan remaja yaitu, memahami apa yang diharapkan oleh kelompok dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing,diawasi, seperti masa anak-anak. Remaja juga diharapkan mampu mengendalikan dirinya sendiri.
Menurut perkembangan psikologi pendidikan, perkembangan anak harus mampu dipahami oleh guru dalam rangka mengembangkan metode pengajaran. Setiap masa perkembangan, metode pendekatan yang digunakan juga berbeda. Pada tingkat anak-anak bermain adalah kunci asyik pembelajaran. Di usia remaja aktivitas pembelajarannya guru harus mampu memahami dan menjadi teman bertukar pikiran. Dapat disimpulkan salah satu upaya yang sangat penting yakni mengangkat derajat pendidikan adalah dengan menjadikan pendidikan bertumpu pada ilmu pendidikan. Sebelum mendidik kita harus menjadi individu yang terdidik.
“ilmu pendidikan adalah ilmu para pendidik”
Hidupkan kembali-jika memang benar mati
Buatlah sadar-jika memang sedang koma
Buatlah tegar dan diberdayakan-jika memang tidak berdaya