Mohon tunggu...
Nurul Izzah
Nurul Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

purple

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Eksplorasi Wayang Sebagai Aset Budaya Indonesia

19 Desember 2022   12:25 Diperbarui: 19 Desember 2022   13:03 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai destinasi wisata dengan harga dan akses transportasi yang terjangkau untuk masyarakat, Museum Wayang kawasan Kota Tua menjadi salah satu tempat yang menampilkan pementasan wayang sekaligus mengenalkan berbagai jenis wayang yang dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk lebih mengenal aset budaya Indonesia.

 

Dokpri
Dokpri

Pada tanggal 23 Oktober 2022 terdapat pertunjukkan Wayang Golek Sunda 'Bandung Bandawasa' yang didalangi oleh Ki Wardana W. Kusuma di Museum Wayang Kawasan Kota Tua. 

Kisah antar Pandawa dan Kurawa ini berfokus pada perjuangan dan tekad dari tokoh Raden Bima untuk membebaskan saudara-saudara yakni Pandawa beserta sang ibu yakni Dewi Kunti untuk terlepas dari kesengsaraan.

Pementasan tersebut menggunakan wayang golek. Umumnya, jenis wayang ini populer di daerah Jawa  Barat. Bentuk Wayang Golek menyerupai manusia dengan memakai kostum yang terbuat dari kain. Salah satu ciri khas dari wayang ini adalah karena bentuknya yang tidak memiliki kaki karena bagian bawahnya hanya ditutup dengan kain sarung.

 

Dokpri
Dokpri

Selain jenis wayang golek, Indonesia juga memiliki jenis wayang seperti wayang kulit, wayang boneka, wayang wong, wayang banjar, wayang topeng, wayang beber, wayang kancil, wayang wahyu, dan lain sebagainya. Semua jenis wayang tersebut dapat dinikmati langsung dengan mengunjungi Museum Wayang. 

Tak bisa dipungkiri, Indonesia masih memiliki berbagai jenis wayang lainnya yang hingga saat ini eksistensinya masih ada dan terus menunjukkan perkembangan, Hal tersebut membuat tak sedikit masyarakat masih menggemari pentas pewayangan.

Eksistensi Wayang seakan bertahan dari generasi ke generasi, di tengah gempuran modernisasi, seakan menunjukkan bahwa wayang memiliki kemampuan untuk tetap hadir di antara masyarakat, dan patut diapresiasi oleh masyarakat.

Walaupun tak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya beberapa generasi muda masih merasa asing dengan pewayangan, bahkan mungkin tidak memiliki keinginan untuk mengeksplorasi lebih tentang salah satu aset budaya tersebut. Namun, ketradisionalan wayang tidak membuat seni pewayangan redup begitu saja. 

Hal ini dikarenakan masih ada khalayak yang ingin mengkaji lebih lanjut untuk memperoleh pesan yang terkandung secara implisit maupun eksplisit mengenai nilai-nilai budaya di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun