Sebagai destinasi wisata dengan harga dan akses transportasi yang terjangkau untuk masyarakat, Museum Wayang kawasan Kota Tua menjadi salah satu tempat yang menampilkan pementasan wayang sekaligus mengenalkan berbagai jenis wayang yang dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk lebih mengenal aset budaya Indonesia.
Â
Pada tanggal 23 Oktober 2022 terdapat pertunjukkan Wayang Golek Sunda 'Bandung Bandawasa' yang didalangi oleh Ki Wardana W. Kusuma di Museum Wayang Kawasan Kota Tua.Â
Kisah antar Pandawa dan Kurawa ini berfokus pada perjuangan dan tekad dari tokoh Raden Bima untuk membebaskan saudara-saudara yakni Pandawa beserta sang ibu yakni Dewi Kunti untuk terlepas dari kesengsaraan.
Pementasan tersebut menggunakan wayang golek. Umumnya, jenis wayang ini populer di daerah Jawa  Barat. Bentuk Wayang Golek menyerupai manusia dengan memakai kostum yang terbuat dari kain. Salah satu ciri khas dari wayang ini adalah karena bentuknya yang tidak memiliki kaki karena bagian bawahnya hanya ditutup dengan kain sarung.
Â
Selain jenis wayang golek, Indonesia juga memiliki jenis wayang seperti wayang kulit, wayang boneka, wayang wong, wayang banjar, wayang topeng, wayang beber, wayang kancil, wayang wahyu, dan lain sebagainya. Semua jenis wayang tersebut dapat dinikmati langsung dengan mengunjungi Museum Wayang.Â
Tak bisa dipungkiri, Indonesia masih memiliki berbagai jenis wayang lainnya yang hingga saat ini eksistensinya masih ada dan terus menunjukkan perkembangan, Hal tersebut membuat tak sedikit masyarakat masih menggemari pentas pewayangan.
Eksistensi Wayang seakan bertahan dari generasi ke generasi, di tengah gempuran modernisasi, seakan menunjukkan bahwa wayang memiliki kemampuan untuk tetap hadir di antara masyarakat, dan patut diapresiasi oleh masyarakat.
Walaupun tak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya beberapa generasi muda masih merasa asing dengan pewayangan, bahkan mungkin tidak memiliki keinginan untuk mengeksplorasi lebih tentang salah satu aset budaya tersebut. Namun, ketradisionalan wayang tidak membuat seni pewayangan redup begitu saja.Â
Hal ini dikarenakan masih ada khalayak yang ingin mengkaji lebih lanjut untuk memperoleh pesan yang terkandung secara implisit maupun eksplisit mengenai nilai-nilai budaya di Indonesia.