Warisan Budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tersebar di seluruh daerah Nusantara. Warisan tersebut menjadi aset budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat, salah satunya adalah wayang.Â
Menurut (Nurgiyantoro, 2011) Wayang merupakan bagian dari wiracarita yang berfokus pada tokoh-tokoh pahlawan berwatak baik dalam melawan tokoh-tokoh pahlawan berwatak buruk.
Dalam (Awalin, 2018) disebutkan bahwa secara historis, eksistensi wayang sudah ada sejak 1500 Sebelum Masehi. Wayang pada zaman dahulu hanya digunakan sebagai media untuk mendatangkan arwah leluhur karena adanya kepercayaan masyarakat Jawa zaman prasejarah yang melakukan ritual penyembahan arwah leluhur (hyang) untuk meminta pertolongan dan berkah kepada masyarakat. Oleh sebab itu, wayang berkaitan dengan kata 'hyang' yang bermakna sukma leluhur yang melayang atau bergerak berkali-kali.
Seiring perkembangan zaman, makna dan penggunaan wayang mengalami perubahan. Yang sebelumnya hanya untuk ritual bersifat magis dan religius, saat ini wayang sudah dijadikan sebagai pertunjukkan panggung atau teater, dan bahkan juga dijadikan sebagai pementasan pada perayaan hari besar seperti pernikahan, khitanan, yang masih menjadi favorit di kalangan masyarakat hingga saat ini.Â
Menurut (Anggoro, 2018) perubahan ini disebabkan karena adanya penyebaran agama islam pada kehidupan masyarakat Jawa, sehingga terciptanya perubahan tradisi. Penyebaran islam tersebut dilakukan oleh para pembawa dan penyebarnya kepada masyarakat Jawa yang masih kental dengan budaya animisme dan dinamisme, yang masih melakukan secara rutin tradisi pemujaan roh nenek moyang.
Namun, saat ini wayang sudah diakui dan terkenal di mancanegara, KBRI Canberra mengenalkan wayang kulit asli indonesia kepada warga Australia, bahkan melakukan pementasan wayang kulit berbahasa inggris di National Gallery of Australia.Â
Di Korea Selatan, juga terdapat pertunjukkan Wayang Ajen yang merupakan kolaborasi wayang golek, multimedia, dan komposer musik di National Intangible Heritage Center dalam rangka Invitation Performance of UNESCO Intangible Cultural Heritage of Humanity and Conference. Hal tersebut membuat Wayang Ajen dianggap sebagai terobosan kreatif dalam kesenian wayang yang sudah diakui luar negeri.
Pada 7 November 2003, UNESCO memberikan penghargaan untuk pertunjukkan wayang kulit sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity asal Indonesia. Hal ini semakin menegaskan bahwa wayang menjadi salah satu aset budaya Indonesia.
Sebagai salah satu aset budaya Indonesia, pada peringatan hari Wayang Nasional tahun ini, Kemendikbud Ristek menggelar pertunjukkan wayang pada 10-11 November 2022 di Gedung Pewayangan Kautamaan Taman Mini Indonesia. Pertunjukkan wayang tersebut juga ditetapkan sebagai Living Intangible Cultural Heritage Forum for Wayang Puppet Theater.
Hingga saat ini pementasan wayang sudah dapat dinikmati masyarakat umum dengan mengunjungi museum yang tersedia di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya adalah Museum Wayang di Kawasan Kota Tua, Jakarta.
Museum merupakan media pengembangan budaya dan peradaban manusia yang dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan dapat diteliti, serta dilestarikan dengan kolektif karena memuat sejarah budaya peninggalan masa lampau (Parwoto, 2020).