Pada era digital yang semakin kompleks, keamanan informasi telah menjadi faktor kunci dalam memastikan kelangsungan dan kesuksesan organisasi. Dalam sebuah artikel berjudul "Peering through the Lens of High-Reliability Theory: A Competencies-Driven Security Culture Model of High-Reliability Organization" yang diunggah dalam jurnal "Information Systems Journal" tahun 2023, penulis Farkhondeh Hassandoust dan Allen C. Johnston membawa kita ke dalam dunia yang mendalam tentang pentingnya budaya keamanan dalam organisasi, terutama dalam konteks organisasi dengan tingkat keandalan tinggi (High-Reliability Organizations/HROs). Mereka membawa kita melalui perjalanan yang mengungkapkan bagaimana pemahaman yang mendalam tentang kompetensi yang mendasari budaya keamanan dapat menjadi kunci dalam meningkatkan tingkat keamanan organisasi. Artikel ini juga memiliki relevansi yang kuat dalam konteks Indonesia, di mana tantangan keamanan informasi semakin kompleks dan organisasi memerlukan panduan yang efektif untuk menghadapinya.
Budaya Keamanan dalam Konteks Indonesia
Sebelum kita memahami lebih lanjut, mari kita pertimbangkan situasi keamanan di Indonesia. Sebagai negara yang terus berkembang dalam bidang teknologi dan ekonomi, Indonesia telah menjadi sasaran utama serangan siber dan beragam ancaman keamanan. Dalam menghadapi ancaman ini, organisasi di Indonesia, terutama yang beroperasi dalam sektor-sektor krusial seperti perbankan, pemerintahan, dan infrastruktur, harus memberikan prioritas tertinggi kepada budaya keamanan yang kuat.
Kompetensi sebagai Fondasi Budaya Keamanan
Artikel ini membentuk fondasi yang kuat dengan mengidentifikasi kompetensi inti yang mendukung budaya keamanan. Pendekatan ini sangat relevan di Indonesia, di mana organisasi seringkali hanya fokus pada kepatuhan terhadap regulasi dan standar tanpa pemahaman mendalam tentang kompetensi yang diperlukan untuk menghadapi ancaman keamanan yang semakin canggih.
Organisasi di Indonesia seringkali menghadapi kesulitan dalam memenuhi persyaratan kerangka kerja keamanan yang ada. Ini tidak hanya berpotensi mengekspos mereka terhadap serangan, tetapi juga memberikan beban biaya yang tidak perlu. Artikel ini membantu organisasi untuk memindahkan fokus mereka ke kompetensi inti yang memungkinkan mereka mencapai toleransi risiko yang sesuai dengan tujuan budaya keamanan mereka.
Pentingnya Kesadaran Organisasi
Salah satu kompetensi inti yang diutamakan dalam artikel ini adalah kesadaran organisasi. Di Indonesia, kesadaran tentang ancaman siber dan keamanan informasi masih perlu ditingkatkan. Banyak organisasi mungkin meremehkan potensi serangan siber yang dapat mengganggu operasional mereka.
Artikel ini menggambarkan kesadaran organisasi sebagai komponen kunci dari budaya keamanan. Di Indonesia, organisasi perlu lebih proaktif dalam memberikan edukasi kepada karyawan mereka tentang risiko keamanan informasi dan tindakan yang harus diambil untuk melindungi data sensitif. Ini adalah langkah penting dalam mengurangi risiko serangan siber yang dapat mengganggu stabilitas bisnis.
Peran Manajemen Tingkat Atas
Peran manajemen tingkat atas dalam menciptakan budaya keamanan yang efektif juga sangat signifikan. Terlalu sering, manajemen tingkat atas di Indonesia mungkin terlalu terfokus pada aspek bisnis lainnya dan mengabaikan keamanan informasi. Artikel ini menunjukkan bahwa manajemen tingkat atas yang terlibat aktif dalam upaya keamanan dapat memberikan kontribusi besar terhadap budaya keamanan yang kuat.
Dalam konteks Indonesia, manajemen tingkat atas harus memahami bahwa investasi dalam keamanan informasi adalah investasi dalam kelangsungan bisnis jangka panjang. Mereka harus berperan sebagai pemimpin yang menginspirasi komitmen terhadap keamanan di seluruh organisasi.
Model Budaya Keamanan yang Relevan
Artikel ini juga menyediakan Model Budaya Keamanan (Security Culture Model/SCM) yang relevan. Dalam konteks Indonesia, model ini dapat membantu organisasi lebih berfokus pada peningkatan kesadaran dan praktik keamanan daripada hanya mematuhi regulasi tanpa pemahaman mendalam.
SCM yang diusulkan dalam artikel ini menekankan bahwa setiap organisasi memiliki kekuatan dan kompetensi unik yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya keamanan yang efektif. Ini adalah pendekatan yang lebih organik yang sesuai dengan karakteristik unik dari setiap organisasi di Indonesia.