Mohon tunggu...
nurul istiqomariya
nurul istiqomariya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Long life education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Regulasi Emosi Itu Terjadi?

13 Desember 2022   23:59 Diperbarui: 14 Desember 2022   00:14 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Regulasi emosi  merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk meningkatkan dan mengungkapkan emosi dengan tepat agar dapat menyeimbangkan emosinalnya,menurut  (Gross,1998) mengatakan  bahwasanya kemampuan yang tinggi dalam diri seseorang dapat mengelola emosi  dengan baik dan kemampuan individu dalam menghadapi ketegangan yang terjadi pada kehidupannya.(Gross,1998) juga menjelaskan bahwasanya regulasi emosi pada seseorang dapat mempengaruhi emosi yang dimilikinya,dan mereka bisa merasakannya,dan bagaimana cara mereka mengekspresikan emosinya.Regulasi emosi ini bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengevaluasi dan mengubah reaksi emosional untuk tingkah laku tertentu sesuai dengan situasi yang sedang terjadi.

Kim-Spoon,Cicchetti,&Rogosch (2013) mendifinisikan bahwasanya regulasi emosi ini sebagai kemampuan untuk menurunkan,menjada dan meningkatkan dorongan emosi seseorang serta mempunyai peran yang berdasar pada perkembangan afeksi,social dan emosi.

Gyurak,Gross & Etkin(2011) jukan mengatakan bahwasanya regulasi emosi ini sebagai alat mental untuk meningkatkan,mempertahankan,atau menurunkan intensitas,durasi,dan kualitas dari pengalaman emosinya.Individual dengan kemampuan regulasi emosional yang baik mampu untuk melihat,mengevaluasi,memodifikasi reaksi emosional,dan mampu merekadan atau mengatur munculnya emosi yang negative (Thompson,1994;Kopp,1989).

Diusia prasekolah regulasi emosi ini merupakan aspek penting dari perkembangan social dan kognitif anak (Zuddas,2012).Regulasi emosi mempunyai keunggulan intelektual misalnya keterampilan dalam memecahkan masalah berbanding dengan anak yang mengalami emosi yang muncul secara terus menerus menarik perhatian.

Jadi regulasi emosi ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh anak untuk mengatur,mengevaluasi ,memodifikasi komunikasi perasaan emosional dengan tepat dan baik.Yang dimana dalam komunikasi ada proses yaitu  proses intrinsic dan ekstrinsik yang mendasarinya.regulasi emosi ini juga dimaknai sebagai strategi kpping atau individual bisa mengatsi situasi atau masalah yang sedang dialaminya dan mengendalikan  untuk mengawasi seseorang dalam menghadapi situai yang penuh dengan tekanan.Kemampuan regulasi emosi ini bukan kemampuan yang datang dengan tiba-tiba,melainkan regulasi emosi ini merupakan proses yang melibatkan interaksi  individual dengan lingkungannya.Regulasi emosi ini dipengaruhi oleh unsure internal dan eksternal .

Gross (2001) menyebutkan ada 5 proses berdasarkan model proses regulasi emosi  yang terjadi antara lain :

  • Pemilihan Situasi (Situation Selection) ini merupakan tindakan yang menentukan individual  dalam menghadapi situasi yang diinginkan. Sehingga emosi yang diinginkan baik itu menyenangkan maupun tidak menyenangkan.Strategi ini merupakan tindakan untuk menghindari orang lain atau  dalam situasi berdasarkan dampak emosional yang muncul.
  • Modifikasi Keadaan ( Situation Modification) mengacu paa usaha untuk mengubah situasi secara langsung sehingga  dampak emosional teralihkan.Situation modificasi ini berhubungan dengan  proses modifikasi lingkungan eksternal   maupun internal
  • Attentional deployment (penyebaran perhatian) merupakan tindakan  yang mengarahkan perhtiannya dalam situasi manapun .Attentional deployment adalah transaksi dan konsentrasi .Yang dimaksud dengan distraksi  adalah cara menfokuskan perhatian aspek-aspek dari situasi seperti ini sekarang.
  • Cognitive change (perubahan kognitif)merupakan cara individu dalam menilai situasi tertentu sehingga bisa mengubah makna emosional itu sendiri,baik itu mengubah pola piker mengenai situasi yang terjadi atau kemampuan seseorang untuk mengatur atau mengelola tuntutan.Salah satu tuntutannya berupa cognitive change yang merupakan reappraisal,cognitive change sering digunakan untuk mengurangi emosi baik emosi positif dan emosi negative.
  • Response modulation (perubahan respon) merupakan akhir proses emosi yakni setelah kecendrungan dimulai atau sudah terjadi dalam mempengaruhi secara langsung experiential, behavioral, atau komponen physiological respon emosi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun