Mohon tunggu...
nurul istiqomariya
nurul istiqomariya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Long life education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yok Pelajari Shame Itu Apa

10 Desember 2022   20:41 Diperbarui: 10 Desember 2022   21:01 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shame itu merupakan sikap rasa malu yang dimiliki setiap anak,yang dimana rasa malu ini bisa menjadi hambatan untuk perkembangan anak,Menurut Kaufman dalam patinnama (2000), rasa malu memiliki sisi positif ,tanpa rasa malu kesadaran diri seseorang tidak akan berkembang dengan wajar. 

Bagi anak yang tidaak mengenal rasa malu ini tidak membuar anak menyesal,kafrena mereka tidak tau mana yang bener mana yang salah.Meskipun begitu rasa malu ini dapat menimbulkan anak menjadi tidak percaya diri ( PD ) sehingga menghambat perkembangan social anak sehingga anak bisa menarik diri dari lingkungan yang seperti itu.Perasaan nyaman dan kepercayaan dapaat membantu anak mengatasi rasa malunya agar anak bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan lingkungan baru,baik anak dapat mengatasi ketidak percaya dirinya.

Dengan memberi anak kesempatan menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri ini merupakan factor pendukung dalam meningkatkan perkembangan kesadaran diri sendiri sehinggan anak bis menyelesaikan masalah ini atau anak sudah mampu mengambil sikap yang tidak sesuai dengan kepercayaan diri pada anak itu senidiri.

Ketidak percayaan diri ini muncul karena ada rasa tidak nyaman dan ada rasa takut untuk mengerjakan suatu hal salah.Rasa kepercayaan ini membutuhkan rasa nyaman secara fisik,kebebasan rasa takut akan suatu hal,dan cemas yang berlebihan.Kepercayaan diri ini dapat membantu anak menjadi mandiri.menurut Elizabeth Hartley&Brewer (2005:61) mengemu-kakan bahwa kepercayaan diri  adalah:

1. Percaya  pada  diri  sendiri untuk  menyelesaikan Berbagai tugas dengan baik

2. Percaya kepada diri sendiri untuk menyelesaikan Berbagai tugas dengan baik dan menyadari bahwa

orang  lain  pun  akan  menghargai kemampuanyang dimiliki oleh diri kita

3. Percaya terhadap kemampuan di risendiri untuk menghadapi situasi-situasibaru

4. Percaya  pada  penilaian  dan common  sense  diri sendiri

Jacinta  F.  Rini  (2002)  mengemukakan  faktor-faktor    penyebab    anak    kurang    percaya    diri,di antaranya:

1. Kurangnya pemberian kesempatan pada anak

2. Anak yang sering dipermalukan di depan umum karena melakukan kesalahan

3. Anak yang selalu mendapatkan hukuman

4. Pola asuh orang tua yang otoriter

Jadi guru atau orang tua anak bisa memberi kesempatan pada anak agar anak bisa menghilangkan rasa malunya dengan cara maju kedepan atau sebagainya.jika anak yang pernah mengalami  pembullyan yang bikin anak merasa minder atau insecure maka orang tua atau guru bisa menasehatinya.jika anak tidak dibiasakan untuk percaya diri maka anak bisa sampai dewasa tidak percaya dan juga anakm bisa merasa tremor yang berlebihan.maka dari itu anak harus dibiasakan percaya diri mulaai dari kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun