Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa dan Bagaimana Kita Harus Bersyukur?

10 Januari 2023   07:23 Diperbarui: 10 Januari 2023   07:47 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : pinterest

Sudahkah anda bersyukur pagi ini ? Ketika mata terbuka, mengumpulkan segenap nyawa yang tercecer semalam karena terbawa mimpi. Lalu meregangkan tubuh dan lengan atau mungkin sambil menguap lebar, bagaimanakah rasanya ? 

Apa memang itu sekedar rutinitas ? Atau kita merasa semua itu adalah sebuah rahmat dan anugerah Allah, yang luar biasa, sehingga  kita masih bisa bangun dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apa ? 

Setelah semalam terlelap, apa kita bisa memastikan pagi bangun atau pasti bangun dengan baik-baik saja ? Tidak kan? Jadi bangun pagi dalam keadaan sehat, apa masuk dalam sesuatu yang harus kita syukuri ? Hmmm.....harusnya begitu ya. 

Wokey, sebelum kita fokus kenapa harus bersyukur, bagaimana cara bersyukur, ada baiknya lebih dulu kita tahu apa sih arti kata syukur itu sendiri. 

Baca juga: Kenapa Nangis Sih?

Syukur berasal dari bahasa Arab, Syakaro-yaskuru-syukron, yang artinya pujian kepada pemberi kebaikan. 

Kalau menurut KBBI bersyukur adalah mengungkapkan rasa terima kasih kepada Allah.  

Kenapa harus bersyukur ? Kenapa harus berterima kasih ?

Hayo kenapa ? Contoh simpel saja, kalau diberi sesuatu kita biasa mengucapkan apa coba ? Terima kasih bukan ? Tepatnya. Ucapan itu adalah ungkapan rasa senang dan syukur kita karena telah diberikan sesuatu. 

Demikian juga halnya dengan bersyukur. Mengucap syukur dan memuji sebagai tanda terima kasih kepada Allah karena telah diberikan sesuatu adalah hal yang sangat lumrah. Allah memberikan apapun kepada kita, tanpa kita memintanya. Ingat, tanpa kita memintanya. Lalu apa yang kita lakukan ? Sudah merupakan sesuatu yang wajar kalau kita bersyukur. Benar begitu ?

Perlu diingat juga, bersyukur dan memuji Allah tidak menjadikan perubahan apapun pada dzat Allah, karena tanpa di puji, Allah sudah terpuji dengan sendirinya. Semuanya kita lakukan adalah sebagai wujud dari adab dan attitude yang sudah seharusnya kita lakukan. Kalau kepada sesama saja kita bisa berterima kasih, kenapa kepada Allah tidak ? 

Baca juga: Bukan Baru

Coba hitung ! Berapa banyak nikmat Allah yang diberikan, mulai dari bangun pagi hingga menjelang malam tidur lagi  ? Pastinya kita tidak dapat menghitung itu. Ada yang bisa ? 

Bagaimana cara kita bersyukur ?

Bersyukur bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan sekedar ucapan atau tindakan nyata. 

Mengucap Alhamdulillah. 

Alhamdulillah artinya segala puji bagi Allah. Ungkapan terima kasih yang paling mudah dilakukan. Setiap kali mengucap Alhamdulillah, karena setiap kali juga nikmat Allah tiada hentinya.

Melakukan perintah Allah

Sebagai tanda syukur kepada yang telah memberikan berbagai nikmat pada kita adalah dengan melakukan segala perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Hal ini adalah sebagai wujud ketaatan pada Allah.

Berbuat baik pada sesama

Perwujudan syukur yang lain bisa dilakukan dengan berbuat baik pada sesama. Semua orang ditakdirkan sesuai kehendak Allah. Berbuat baik pada sesama adalah pengakuan bahwa kita semua adalah sama. Perbedaan yang ada adalah karena kita harus hidup berbagi. Yang berkelebihan membantu yang kekurangan, yang mampu membantu yang tidak mampu, yang berilmu membantu yang tidak tahu. Semua saling berhubungan dan tidak harus menghina dan mencela satu dan lainnya. Karena kita semua adalah sama-sama makhluk Allah. 

Menjaga nikmat yang diberikan dengan baik

Nikmat Allah tidak sebatas harta. Tubuh dan jiwa yang sehat juga adalah nikmat yang luar biasa. Beli di toko juga nggak ada, ya kan ? Menjaga kesehatan jiwa raga adalah wujud rasa syukur kita.

Bersikap rendah hati dan tidak sombong

Allah sangat membenci orang yang sombong. Kita tidak akan mampu melakukan apapun tanpa kekuatan dan ijin dari Allah. Apapun kekuatan dan kelebihan yang kita punyai semata-mata adalah titipan, dan seharusnya digunakan untuk berbuat baik. Tidak untuk bersikap sombong dan congkak, apalagi merendahkan dan menghina orang lain. 

Orang yang bersyukur tidak akan menganggap orang lain lebih rendah darinya. Karena apapun kita, sebagaimanapun tingginya pangkat dan kedudukan, seberapapun besar kekayaan kita, tidak akan bisa tanpa bantuan orang lain dan kekuatan dari Allah.

Terima kasih

Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun