Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Pernah Cukup

6 Oktober 2022   11:31 Diperbarui: 6 Oktober 2022   11:38 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangun pagi. Mata membuka, menyapu kilauan cahaya. Mentari pagi yang malu-malu mengintip. Di balik korden jendela. 

Hidung menghirup dalam udara. Tangan merentang bebas ke udara. Sungguh lega. Sejuk segar terasa. Semua itu suatu nikmat kan ? 

Jantung masih berdetak. Organ tubuh masih bergerak. Berfungsi normal. Pembuluh yang mengalirkan darah tiap hari. Bahkan panggilan alam di waktu pagi. Tak bisa kita pungkiri, Siapa yang menjadikan begini ? Mungkin jarang pula kita sadari. Bahkan tak sedetikpun masuk di pikir. Bukankah semua ini juga nikmat sejati ? 

Baca juga: Berkah Doa

Tak pernah cukup kata. Tak pernah cukup bahasa, kiasan ataupun ungkapan. Tak cukup mesin penghitung untuk menampilkan angka-angka. Besaran nikmat yang kita terima. Bahkan sebesar apapun harta, tiada mampu untuk menebusnya. Masihkah kita mengingkarinya ? Atau mengucap terima kasih ya Allah di setiap langkah  ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Pengagum Rahasia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun