Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Idul Adha: Kisah Teladan Ibrahim dalam Kerelaan Berkurban

9 Juli 2022   20:27 Diperbarui: 9 Juli 2022   20:36 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : pngtree

"Cinta itu penuh pengorbanan. Maka seberapa besar cinta kamu, bisa ditunjukkan dari seberapa besar kamu rela berkorban ". 

Membahas Idul Adha atau Hari Raya Kurban, selalu tidak lepas dari kisah luar biasa Nabiullah Ibrahim. Iya, kewajiban berkurban di awali dari kisah beliau. Yang dengan tulus ikhlas, rela hati untuk mengorbankan putra kesayangannya, Ismail. Memenuhi perintah Allah. 

Bisa bayangkan bagaimana perasaan beliau waktu itu ? Kesedihan yang tak terlukiskan tentunya. Bagaimana tidak ? Sudah lama beliau menikah dengan Siti Hajar, tapi belum juga di karuniai keturunan. Padahal beliau sudah sangat mengidamkan seorang putra.

Nah,setelah terwujud keinginan punya putra, apa yang terjadi ? Allah memberikan ujian padanya. Pas lagi senang-senangnya, lagi cinta-cintaya, lagi sayang-sayangnya pada Ismail, turun perintah Allah untuk menyembelihnya. Sangat berat hati rasanya. Di sinilah makna cinta diuji. Anak atau Dzat yang Maha segalanya ? 

Apa selanjutnya yang beliau lakukan ? Mengabaikan atau memenuhi perintah itu? Tentu saja beliau lebih memenuhi perintah Allah. Karena apa ? Beliau sangat mencintai Allah. Beliau rela melakukan apapun untuk membuktikan cinta dan kepatuhannya pada Allah. 

Beliau mencintai putranya, tapi mencintai Allah adalah yang utama. Melakukan perintah-Nya adalah prioritas. Apalagi sebagai Nabi Allah, beliau harus memberikan contoh dan tauladan yang baik pada umatnya. 

Dan apa yang dikatakan Ismail ? Dia yang nantinya juga adalah seorang Nabi, dari awal sudah menunjukkan sikap terpuji. Menjadi anak sholeh dan patuh pada orang tuanya dan padap Allah. 

 "Kalau itu memang perintah Allah, lakukanlah ayah !", kata Ismail

Maka dengan keteguhan hati, meski dengan linangan air mata, Ibrahim memenuhi perintah Allah. Menetapkan hati untuk menyembelih putranya. 

Baca juga: Anak Rantau

Tapi kembali lagi, Allah Maha Baik, Maha Pengasih dan Penyayang, akhirnya menggantikan Ismail dengan seekor domba. Dan sampai sekarang menjadi suatu kewajiban bagi umat muslim yang mampu untuk berkurban. Bisa seekor kambing, domba atau onta. Subhanallah.

Ternyata Allah selalu mempumyai maksud terbaik  atas segala ujian  yang diberikan. Dan Maha mengetahui semua yang terbaik bagi kita. Dannnn....sering kali cobaan itu untuk menguji seberapa besar cinta kita pada Allah. 

Sekarang  coba sama-sama kita bandingkan, mana yang lebih besar ? cinta untuk Allah atau untuk harta?  Dari hati yang terdalam pasti bisa menebak  jawabannya. 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun