Ikhlas, apa sih artinya ? Menurut KBBI artinya bersih hati, Â tulus hati, pertolongan dengan ----, mereka benar-benar ---
Ikhlas berarti melakukan sesuatu dengan hati yang bersih, hati yang tulus. Seperti apa sih hati yang bersih, yang tulus itu ? Wahhhh.... ini nih pertanyaan besarnya ! Â
Hati,  dalamnya hati tidak ada yang pernah tahu.  Hanya Allah saja. Seperti kata pepatah, dalamnya samudera dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu ? Bener begitu?  Jadi ukuran ikhlas,  tulus dan hati bersih adalah pemilik hati sendiri yang bisa merasakan dan Sang Pencipta yang Maha Tahu. Â
Tapi yang jelas, Â ikhlas itu tidak mengharapkan pujian dan balas budi. Â Dari orang yang diberi pertolongan ataupun dari orang lain yang melihat perbuatannya. Â Semata hanya mengharap ridho Allah.Â
Kalau bisa penulis gambarkan,  tapi maaf sebelumnya kalau terdengar sedikit tabu atau jorok ya?  Hehe... Maaf.  Ikhlas, yang bener-bener ikhlas bisa digambarkan saat kita buang kotoran.  Tidak perlu ditunjukkan, tidak perlu dilihat,  tidak perlu minta balik dan mengharap-harap kapan baliknya,  asal bisa keluar, sudah leganya rasanya. Plongg dan lepas. Â
Pernah ada yang berasa ingin buang kotoran, lalu menunda-nunda? Bentar lagi ah, masih mager. Â Atau mungkin, nanggung nih masih ngegame. Biar saja aku simpan buat besok lah, sayang. Â Ehhhh... memang ada begitu? Â
Enggak kan? Â Karena panggilan alam itu tidak dapat ditunda kalau sudah tiba waktu keluarnya. Â Itupun adalah suatu nikmat yang tak terhingga dari Allah, yang mungkin kurang kita sadari dan syukuri.Â
Karena kotoran itu kalau tidak dikeluarkan juga sangat berbahaya bagi tubuh. Â Bagi kesehatan. Â Atau bahkan bisa menimbulkan penyakit. Membuang kotoran sama saja dengan membersihkan tubuh. Â Coba bayangkan kalau satu hari saja tidak bisa buang kotoran, bagaimana rasanya? Â Pasti sangat tidak nyaman, ya kan? Â Apalagi perut diisi dengan berbagai makanan pada hari itu. Â
Nah,  kalau perasaan ikhlas kita ibaratkan seperti  buang kotoran, InsyaAllah kita bisa bener-bener ikhlas.  InsyaAllah. Karena kita tidak akan pernah menunggu balasannya , tanpa embel-embel ingin pujian juga.  Selama sudah bisa mengeluarkan, memberi sesuatu pada sesama, dan berbagi, sudah cukup. That's enough. Dan cukup berucap Alhamdulillah, sebagai rasa syukur kepada Allah. Â
Apakah kita sudah bisa berbuat seperti itu? Â