Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Air Mata

27 September 2021   20:54 Diperbarui: 27 September 2021   21:56 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air bening itu tak terasa meluruh. Tatkala kaki rapuh itu bersimpuh.  Melantunkan bait doa menyentuh.  Memohon, meminta dan mengaduh.  Ya Allah,  ampuni aku !  

Air mata ......

Bukan turun tanpa musabab,  bukan juga tanpa sengaja.  Nyanyian lara dan gulana buatnya menguar.  Mengalir, menganak sungai, berlinang. Iringi kata sesal atas segala khilaf.  Benar kah ?  Tentu saja. Yang pasti bukan karena putus cinta. Bisa gagal keren kan ya ? 

Air mata... 

Tulus, bukan air mata buaya, bukan pula reka-reka. Di depan Tuhan tidak mungkin kan bermain peran ?  Sedangkan Dialah yang Maha Tahu segala.  Bahkan di bagian terdalam hati manusia.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun