Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sembunyi

22 September 2021   05:27 Diperbarui: 22 September 2021   05:40 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: giphy.com

Kedua kaki menghentak-hentak di bawah sana.  Kedua tangan menepuk paha. Netra memejam tapi tak terlelap. Sesekali kepala mengangguk, kadang menggeleng seirama. Tak kentara. Sebersit tanya, "lagi ngapain dia? " Jawab saja, "suka-suka lah"

Seulas senyum terukir di antara komat kamit bibir. Sebuah sentilan kecil tak juapun buat terusik. Tetap fokus pada kegiatan asyik.  Yuhuuu .... fantastic. Aksi yang tak pernah mati.  

Mata memejam tapi bukan tuna netra. Telinga tertutup tapi bukan tuna indra pendengar. Bibir diam tapi bukan tuna wicara.  Memang begitu kan seharusnya menanam derma?  Tak harus basa basi, boros kata.  Tak penting puji atau hinaan. Tatapan mencela atau memuja.  Tetap fokus pada tujuan mulia. 

Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Berusaha lebih bagus daripada menyerah. Kebaikan tak terlihat, lebih bagus daripada riya. Malah jadi jumawa kan ya? 

Yeah... bersembunyilah.  Meski jadi peran utama. Bergerak,  berkiprah dan cakap dalam segala.  Tetaplah merunduk kepala. Bak Dewi Sri yang menguning di hamparan sawah di sana.  

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun