Dengan sigap kedua lelaki itu menyergap dua tentara di depan kamp. Â Merebut senapan, Â sebelumnya menghujamkan bambu runcing ke tubuh mereka. Â
"Demi ibu pertiwi "Â
Dan demi Surti. Â Lirih Sastro dalam hati. Â
Dua tentara serdadu bermandi darah. Secepat kilat Tomo dan Sastro kembali ke balik semak seraya membawa senjata rampasan mereka.Â
Beberapa tentara serdadu keluar karena mendengar kegaduhan itu. Â
"We're under attack ! "
Teriak mereka ketika melihat dua temannya bersimbah  darah.  Beberapa serdadu lain keluar.  Tembakan peluru dari Tomo dan Sastro langsung menyambut mereka. Â
Beberapa tentara serdadu itu satu persatu berjatuhan. Tomo dan Sastro saling pandang. Â Senyum kemenangan tersungging di bibir keduanya. Â
"Jangan keluar dulu. Â Masih ada serdadu lain di dalam kamp !"Â
Tomo mencegah Sastro. Tapi temannya itu tidak mau mendengarkan. Dengan langkah percaya diri dan penuh semangat keluar dari persembunyian dan merangsek masuk.Â
Belum sampai memasuki kamp, Â sebuah peluru melesat menghampiri kepalanya. Darah memercik membasahi bumi.