Tapi Chandra bertekad dalam hati setelah lulus SMA dia akan bersungguh-sungguh kuliah, agar bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan dan bisa merubah keadaan orang tuanya. Â Tentu saja kuliah dari jalur prestasi yang dia andalkan.Â
Hingga suatu hari seperti biasa saat isirahat dia menyandarkan kepalanya di mejanya, Â sebuah tangan mungil menepuk bahunya. Â
"Mau berteman sama aku ?"
Cewek polos dan pendiam di kelasnya. Sama sekali tidak menarik perhatian.Dia yang biasa meraih peringkat satu di kelas. Â Karena pendiam dia tidak setenar Marina. Â Namanya Nadira. Â
Menawarkan sebungkus roti kepada Chandra. Â Awalnya dia enggan menerima, tapi karena cewek itu terus mendesaknya akhirnya ia menerimanya.Â
Seiring waktu berlalu hubungan keduanya semakin akrab. Â Setiap istirahat selalu berdua. Â Nadira selalu berbagi bekal dengan Chandra. Kemana-mana berdua. Teman tapi mesra katanya. Â
Hingga Chandra melupakan kisah cintanya yang selalu kandas, Â bertepuk sebelah tangan. Â Okey, Â mungkin berteman adalah jalan terbaik dari pada memiliki seorang pacar. Â
Tak terasa dua tahun berlalu. Saat itu perpisahan sekolah. Tidak disangka secara dramatis, Marina cewek yang pernah di sukai Chandra mengatakan kalau dia mau menjadi pacarnya. Â Tentu saja perasaan Chandra tidak pernah lagi sama. Â
"Seandainya lebih awal kamu mengatakan itu, mungkin aku akan menerima dengan tangan terbuka."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H