Akhirnya tanpa berpikir dua kali pemuda itu langsung pulang ke desanya. Â
"Iya Bu, ini Ahmad anak ibu ", pemuda itu meraih tangan ibunya . Â Mencium tangan keriput itu dengan sayang.Â
"Kamu pulang, le (tole : sebutan sayang untuk anak laki-laki (Bahasa Jawa). Kamu masih mau menemui ibu".Â
Ahmad langsung memeluk tubuh rapuh itu erat, Â seakan tidak ingin melepaskan lagi. Â Pemuda itu terisak dalam pelukan ibunya. Â
Dalam hati ia berjanji tidak akan pernah meninggalkan ibunya lagi. Karena doa dan restu ibunya lebih utama. Ia merasakan begitu sulit hidup di kota, mungkin karena ibunya tidak merestui kepergiannya. Â
"Ahmad sayang ibu. Ahmad tidak akan lupa pada ibu. Maafkan Ahmad ya, Bu".Â
Ahmad sangat bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan padanya untuk bersama ibunya, kesempatan untuk berbakti pada perempuan yang telah melahirkannya itu. Â
Di penghujung malam dia selalu berdoa dan mengucap syukur.Â
"Terima kasih ya Allah, janjimu adalah pasti. Engkau akan selalu mengabulkan doa setiap hamba yang mau memohon kepada-Mu. Â Tak terkecuali aku, Â hamba yang penuh dosa".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H