Dalam praktek neoliberal, kondisi ini dapat mengantarkan pada orientasi pendidikan tinggi yang ditujukkan untuk memenuhi pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, perguruan tinggi telah berubah menjadi "tempat kursus" untuk memberikan pelatihan kepada calon karyawan (future employees) yang merupakan mahasiswa agar dapat survive di dunia kerja. Ditambah lagi, kondisi saat ini pemerintah menyediakan program Kampus Merdeka yang semakin menyadarkan bahwa orientasi pendidikan hari ini hanyalah diarahkan untuk mengisi pasar tenaga kerja.
Dari beberapa aspek yang telah disebutkan, maka penulis memandang bahwa pendidikan di Indonesia sudah mengadopsi sistem neoliberal. Penulis berharap tulisan ini dapat merefleksikan kembali sistem pendidikan di Indonesia agar dapat kembali pada Tri Dharma perguruan tinggi yang terdiri dari: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Perubahan orientasi pendidikan dan privatisasi pendidikan hari ini merupakan salah satu indikator adaptasi paham neoliberal pada perguruan tinggi di Indonesia.Â
Oleh karena itu, kenaikan biaya pendidikan, program kelas internasional, kampus merdeka, dan lain sebagainya yang ditujukkan untuk melatih calon pekerja masa depan agar sesuai permintaan pasar adalah manifestasi dari paham neoliberal. Fenomena kenaikan biaya pendidikan di Universitas Indonesia dan universitas lainnya pun merupakan dampak dari otonomi yang diberikan oleh pemerintah dalam pengelolaan perguruan tinggi. Hal ini menyebabkan tertutupnya aspek inklusivitas dalam mengenyam pendidikan tinggi dan memudarkan nilai-nilai dalam Tri Dharma perguruan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H