Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu program dari universitas dalam mengamalkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melakukan pengabdian kepada masyarakat. KKN ini pada umumnya dilaksanakan oleh mahasiswa setelah melalui batas minimal satuan kredit semester (SKS).Â
Program ini merupakan mata kuliah wajib yang harus diampu oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana (S1). Tak terkecuali oleh salah satu mahasiswi asal Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Nurul Ika Mardyani yang pada saat ini melakukan KKN secara mandiri di lingkungan domisilinya yang dibimbing oleh Ibu Dida Rahmadanik, S.AP, M.AP.Â
KKN pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara berkelompok di desa-desa maka saat ini dilakukan secara mandiri di lingkungan domisili masing-masing.
"KKN tahun ini berbeda dengan tahun sebelum-sebelumnya. Sekarang saya melakukan KKN secara mandiri di lingkungan domisili masing-masing dikarenakan ada pandemi Covid-19. Tujuannya meminimalisir penyebaran virus Covid-19", terang Nurul Ika Mardyani.
Pada KKN ini, mahasiswi yang akrab disapa Nurul ini memiliki tema program kerja pendampingan belajar dan sosialisasi mengenai protokol kesehatan dengan sasaran anak sekolah jenjang Sekolah Dasar (SD) di kelurahan Wonocolo RT 20 RW 07.Â
Pendampingan belajar ini berbeda dengan pendampingan belajar yang dilakukan pada umumnya. Jika pada umumnya hanya mendampingi pada saat menyelesaikan tugas atau ada materi yang belum mengerti, namun pada pendampingan belajar ini dilakukan dengan mengkombinasi antara materi pembelajaran dengan permainan.
Baca:Â Hikmah Mengikuti KKN Online di Pulau Breueh, Aceh
"Jadi KKN ini selain membantu adik-adik SD dalam menyelesaikan tugas dan mengajari materi yang belum dimengerti, saya juga membuat media pembelajaran yang mengkombinasikan materi pembelajaran dengan permainan.Â
"Karena menurut saya, jika adik-adik hanya disuguhi materi saja lama-lama akan cepat bosan dan susah memahaminya. Oleh karena itu, saya membuat media pembelajaran sederhana selain untuk belajar sambil bermain tetapi juga menghibur mereka setelah menghadapi Penilaian Akhir Semester (PAS)", terang Nurul.
"Saya suka permainannya karena kita juga bisa belajar. Sekarang saya jadi lebih tahu bahasa Inggris dan juga wawasan tentang Indonesia", tutur Addina salah satu peserta pendampingan belajar.