Mohon tunggu...
Nurul Izzatin
Nurul Izzatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu sosial dan humaniora Program studi ilmu komunikasi 21107030012

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada, Gula Berpotensi Menjadi Silent Killer!

7 Juni 2022   13:11 Diperbarui: 7 Juni 2022   13:16 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebenarnya tubuh kita pada umumnya tidak membutuhkan gula sama sekali. Faktanya gula tambahan itu sebenarnya memasuki tubuh dan kehidupan kita secara tidak sengaja. karena manusia dulu menyukai rasa manis. 

Seorang peneliti menghasilkan penelitian ternyata makanan yang paling berkorelasi dengan kematian gara-gara penyakit jantung itu adalah gula dan bukan makanan berlemak. Kalau di nutrisionis hal ini memang menjadi perdebatan. 

Sebenarnya gula lebih berbahaya daripada lemak. Kalau dibilang bahaya semua juga bahaya kalau kebanyakan. Ada beberapa makanan yang bagus dan ada makanan yang memang kalau kebanyakan meskipun sedikit kebanyakannya itu bisa menjadi buruk seperti gula.

Salah satu dampak dan yang membuat masalah menjadi pelik adalah di industri gula-gula sudah menjadi salah satu komposisi yang sangat diperlukan untuk membuat berbagai berbagai macam minuman, makanan, boba dan sebagainya. Hampir semua makanan yang kita makan setiap hari ada gulanya. 

Permasalahan gula ini sebenarnya sudah melibatkan jutaan tenaga dan sudah ada masalah profitnya sendiri, tapi berbahaya. Multi-billion aggressive industry, very  aggressive industry. Dan yang paling besar mungkin dampaknya adalah buat kita para konsumen. 

Di zaman sekarang masalahnya adalah bukan lagi kita tidak bisa mendapatkan makanan dan informasi akan  tetapi masa sekarang sudah kebanyakan. Abundance atau keberlimpahan dari sesuatu entah itu Gula ataupun informasi, kebanyakan informasi membuat kita Pusing dan kebanyakan gula membuat kita menjadi jadi gemuk dan banyak penyakit.

Sekarang kita juga dihadapkan dengan berbagai iklan dan sebagainy. Akibatnya pada akhirnya kesehatan kita kalau dalam konteks gula dan jikalau dalam konteks lain juga sama, kesehatan kecantikan, kesehatan mental, dan sebagainya. 

Ada data dari Amerika menunjukkan kalau tingkat obesitas naik dua kali lipat sejak tahun 1970 dan dari British meningkat tiga kali lipat. Kenaikan angka obesitas tersebut bukan hanya tentang bagaimana kita sering makan dan minum gula, akan  tetapi juga karena gulanya adiktif dan kita merasa Happy saat mengkonsumsinya.

Tubuh kita mempunyai control yang membuat kita merasa kenyang. Minuman manis bisa membuat rasa kenyang tersebut menjadi lebih tidak  sensitif atau bisa dibilang mati.kemudian  kita akan merasa ingin makan lagi, lagi dan lagi.

Riset membuktikan bahwa lower Intake of sugar itu berpengaruh ke better psychological help, meskipun ini masih korelasi bukan causation. Banyak pihak yang sudah mau aware termasuk pemerintah, terutama di luar negeri ada pajak gula. Kalau di luar negeri sudah ada penerapan pajak gula sejak tahun 2018 lalu.

Di Indonesia juga sempat ada wacana tapi sampai sekarang memang ini belum terlalu diterapkan. Akan benayak terjadi perdebatan kalau kita ngomongin soal kebijakan, akan  banyak reaksi yang timbul salah satunya juga dari gabungan pengusaha makanan dan minuman sore Indonesia. Yang Katanya tidak ada data di mana Kalau di terapkan peraturan ini bisa mengurangi obesitas dan resiko penyakit kronis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun