Aku sendiri dan menepi, seraya merenung.
Membayangkan agenda yang kurasakan nyeri ditanganku yang kini aku telah menjadi pengembara.
Aku menggigil menulis puisiku yang kudekap dalam sujud.
Baca juga: Mungkin Seperti Itu
Apakah bisa cahaya menerangiku saat kepercayaanku sedikit goyah?
Ingatanku terus berlari menusuri jalan yang perih,Â
Memanggil-manggil namaku sendiri dan akhirnya sukmaku menjawab "tidak lagi".
Baca juga: Kenali Diri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Baca juga: Marhaban Ya Ramadhan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!