Mohon tunggu...
nurul humaerah
nurul humaerah Mohon Tunggu... Guru - Pemimpi

Pecinta pena

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelabu

21 Maret 2023   08:13 Diperbarui: 21 Maret 2023   08:28 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kerap kali aku bersoal warna favoritku,

"I love Red" I said.

Tapi saat aku melihat setiap Nik-Nak dalam rak itu,

Baca juga: Mestinya

Pakaian yang aku kenakan,

sepertinya Aku terlanjur kelabu.

Saat ini kelabu menjadi lekat dalam hati dan pikiran.

Anehnya aku tak ragu memilih warna ini

"Warna ini cocok untukku" batinku.

Kelabu, Abu-abu, sedikit kelam.

Mungkin inilah selingan jiwaku yang senantiasa terlihat putih.

Yah, "Terlihat putih" Kata mereka.

Sejatinya aku hanyalah berpura-pura

Merakit warna untuk dijadikan topeng

Aku memilih untuk warna ini

Tak menyesal, juga tak bertanya lagi.

Aku hanya merasa sedikit ragu

Bagaimana bila aku tak bisa menjadi putih lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun