Mohon tunggu...
Nurul Huda
Nurul Huda Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Membagikan tulisan yang insya Allah bermanfaat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan Tidak Perawan, tapi Mau Bertaaruf? Gunakan Cara Ini!

29 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 29 Juni 2021   10:00 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah perempuan yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah makin meningkat. Ke depannya pasti angka perempuan berhijrah juga meningkat. Hijrah dari masa kelam menuju masa yang lebih terang. Mulai mempelajari Islam dengan baik. Lantas mereka melakukan pencarian jodohnya melalui taaruf. Lalu, bagaimana perempuan tidak perawan dalam bertaaruf?

Pertanyaannya adalah: haruskah dia mengungkapkan masa lalunya pada calon pasangannya?

Soal ini diceritakan pada tokoh Nabila saat diajak bertaaruf oleh tokoh Imron di novel Imperfect Girl. Nabila adalah perempuan yang punya masa lalu tidak baik. Dia pernah melakukan hal yang di luar batas bersama Faris, mantannya.

Ketika Nabila diajak bertaaruf oleh Imron, dia bertanya seperti ini dulu. “Bagaimana pendapat kamu soal perempuan dengan masa lalu yang tidak baik?”

“Bagaimana pendapat kamu soal perempuan dengan masa lalu yang tidak baik?”

Apa tujuan Nabila bertanya seperti itu?

  • Jika jawaban Imron menunjukkan ketidaksukaan, dijauhi saja. Tidak perlu mengatakan alasannya dengan jelas, Imron seharusnya paham makna di balik pertanyaan itu.
  • Jika jawaban Imron menunjukkan dia baik-baik saja, itu artinya dia tidak mempermasalahkan masa lalu Nabila. Jadi, silakan bertaaruf. Urusan ke depannya apakah taaruf itu akan berlanjut ke khitbah dan pernikahan itu tergantung kecocokan dan proses yang sudah dijalankan.

Intinya adalah tidak mengumbar aib sendiri.

Apakah tidak perawan adalah sebuah aib?

Jika itu kamu anggap memalukan untuk diungkapkan, pasti itu aib. Berpikir simple seperti itu saja. Tidak perlu berpikir, perempuan harus dihormati dari kecerdasannya. Sebab kalau ketemu laki-laki yang lebih suka perawan, kamu nggak bisa memaksakan kehendak orang lain kan? Kalau dia nggak bisa terima, ya sudah anggap saja dia bukan jodoh yang tepat untuk kita.

Bagaimana jika mengungkapkannya secara jelas saja, agar tidak ada kebohongan di antara kita?

Kamu bisa lihat contohnya seperti Anisa di film Akhi, Maaf Aku Menolakmu. Dalam film itu, Anisa justru mengungkapkan masa lalunya secara gamblang pada Fatih. Setelah itu, Fatih langsung terlihat menyerah.

Apa langkah Anisa itu salah?

Ini diperdebatkan juga oleh para penonton kritis di chanel YouTube Film Maker Muslim itu.

Walau langkahnya Anisa cukup bijak untuk mengatakannya dengan sopan sekalipun, tetap tidak baik. Karena dia mengungkapkan aibnya sendiri. Dia tidak memperhitungkan apakah Fatih akan mengumbar aibnya Anisa atau tidak. Bersyukur kalau Fatih adalah orang yang tidak mengumbar aib orang lain.

Jika kamu mengikuti cara Anisa, belum tentu orang yang sedang bertaaruf denganmu itu seperti Fatih. Bisa saja kan orang itu akan mengungkapkan masa lalu kamu ke orang lain. Membuatmu malu sendiri.

Maka dari itu, sebaiknya tetap menggunakan metode pertanyaan seperti tadi. Pertanyaan itu untuk mengetahui opini sang lawan jenis. Sekaligus sebagai penentu apakah taaruf bisa kamu lanjutkan atau tidak.

Selamat bertaaruf!

Semoga kamu menemukan pasangan yang tepat dan bisa menerima kondisimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun