Selain konflik internal, konflik eksternal juga mewarnai film ini. Calon besan dari pihak laki laki yang masih memegang tradisi jawa tulen mensyaratkan satu menu khusus yang harus ada di hidangan pesta, yaitu Bebek Betutu. Permasalahan muncul saat chef hotel (Tora Sudiro) enggan membuat menu makanan tersebut karena memiliki history masa lalu dengan Bebek yang membuat dia trauma memasak bebek.
[caption caption="Chef Yang Trauma Masak Bebek"]
Apa gerangan yang membuat Tora Sudiro mengalami trauma?
Selain itu, ada juga konflik lainnya yang menjadikan film ini penuh dengan jalan cerita. Namanya juga orang kaya, segalanya ingin perfeksionis, termasuk pesta. Perdebatan mengenai tema pesta pernikahan pun menjadi permasalahan tersendiri dalam film ini.
[caption caption="Perdebatan Besan Tentang Tema Pesta"]
[caption caption="Persyaratan Bebek Betutu Sebagai Menu Wajib"]
Bagaimana mereka sepakat untuk tema pesta pernikahan kedua mempelai?
Hampir seluruh setting Film The Wedding & Bebek Betutu mengambil lokasi di Bandung. Spot favorit dalam film ini adalah hotel GH Universal di Lembang, Situ Patenggang di Ciwedey , museum Merdeka, dan Jalan Braga – Bandung. Eksotisme alam pegunungan di Bandung secara total terlihat sepanjang film ini. Jika ditanya spot favorit, saya suka suasana alam saat mengambil gambar di Situ Patenggang, dengan latar pegunungan dan hamparan kebun teh. Sedangkan untuk suasana nongkrog saya memfavoritkan saat scene adegan di pelataran hotel GH Universal. Terlihat begitu megah dan elegant.
[caption caption="Situ Patenggang"]
Film ini cocok dan recommended buat kamu yang belum menikah, karena kamu nanti bisa tahu betapa ribetnya menyiapkan pesta pernikahan.
Buat kamu yang sudah menikah, film ini bisa menjadi nostalgia kamu dan mantan pacar (suami/istri) saat berjibaku menyiapkan resepsi pernikahan.