[caption id="attachment_361404" align="aligncenter" width="490" caption="SunCo Year End Gathering"][/caption]
Hari Kamis lalu (18/12/2014) saya dan teman komunitas menghadiri undangan komunitas sebuah produk minyak goreng ternama, SunCo. Â Selain menghadirkan tukang masak terkenal chef Haryo, acara ini juga sebagai ajang pengumuman lomba menulis resep memasak dengan minyak goreng SunCo. Bertempat di Dapur Cikajang, kawasan pasar santa, Jakarta Selatan, acara bertajuk "SunCo Year End Gathering" dihadiri oleh hampir 90% ibu ibu muda dan remaja, loh koq kenapa saya tertarik ikutan?
Alasan utama adalah lokasinya yang searah dengan arah pulang ke rumah, dan alasan kedua adalah alasan yang tidak disangka sangka atau bisa dibilang saya mendapat informasi berharga, yaitu saya mendapat tips praktis gaya hidup sehat dengan cerdas memilih minyak goreng untuk keluarga. Pada kesempatan itu, bagian Public Relation produk SunCo membongkar rahasia minyak goreng yang baik dan sehat.
[caption id="attachment_361405" align="aligncenter" width="490" caption="Public Relation dari SunCo memberikan edukasi produk SunCo"]
Selain faktor harga, untuk memilih minyak goreng yang baik harus memenuhi setidaknya 4 kriteria, yaitu minim kandungan lemak jenuh, komposisi saji per kemasan, warna fisik minyak yang bening, dan rasa minyak yang seperti atau mendekati sifat air. Satu lagi yang tak boleh ketinggalan adalah kode produksi atau tanggal expired produk. Okey kita bahas satu per satu yaa...
#Kandungan lemak jenuh
Mengkonsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh dalam waktu yang lama berefek pada gangguan kesehatan seseorang. Minyak jenuh banyak ditemukan pada minyak lemak hewan dan juga pada minyak inti sawit dan minyak cocoa. Pada masyarakat Indonesia, minyak goreng yang notabene terbuat dari minyak sawit sudah menjadi kebutuhan pokok yang dikonsumsi sehari hari, oleh karenanya pemilihan minyak goreng dengan kandungan minim lemak jenuh harus menjadi prioritas, agar tidak mengganggu kesehatan di jangka panjang. Ciri minyak dengan lemak jenuh tinggi yaitu apabila dimasukkan ke dala freezer, minyak mudah atau cepat sekali beku.
#Komposisi per kemasan
Setiap produk yang keluar dari produsen diwajibkan oleh BPOM untuk mencantumkan nilai takaran gizi per kemasan, tak terkecuali kemasan minyak goreng di pasaran. Semakin tinggi nilai gizinya akan semakin baik untuk dikonsumsi. Nah, disinilah produsen bermain curang, nilai takar per kemasan biasanya di buat besar dan tidak sesuai dengan kemasan sesungguhnya, agar terlihat nutrisi yang terkandung seolah menjadi besar. Sebagai konsumen yang cerdas, kita harus teliti bahwa ukuran nilai saji dihitung dari  takaran saji dan jumlah sajian per kemasan. Teliti lah angka kemasan saji, pastikan angka ditabel sajian per kemasan sama dengan isi kemasan, lalu bandingkan dengan prosuk merk lain dengan takaran sama. Terakhir pilih nilai takaran saji yang tinggi nilai gizinya.
#Warna dan rasa minyak
Mitos yang berkembang dimasyarakat adalah, semakin mendekati warna emas, maka semakin baik pula kualitas minyak. Padahal tidak sepenuhnya mitos itu benar. Secara ilmiah dan logika, teori yang benar adalah semakin mendekati sifat air, maka semakin baik kualitas sebuah produk minyak goreng. Dari rasa di tenggorokan saat diminum, bisa dirasakan apakah minyak goreng yang kita pilih bagus atau tidak. Pastian rasanya tawar dan tidak nyangkut di tenggorokan.