Mohon tunggu...
Nurul Hikmah Giawa
Nurul Hikmah Giawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - English Education Student

Newbie writer

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Pertandingan Sengit

2 Juni 2024   12:24 Diperbarui: 2 Juni 2024   12:27 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan Sengit

By: Nurul Hikmah Giawa

Benar kata orang-orang kalau momen selama KKN begitu menyenangkan. Tapi aku tidak menyangka bahwa minggu pertama pun bisa semenyenangkan ini. Ini semua bermula saat aku dan 9 rekanku melaksanakan KKN di sebuah desa terpincil di kotaku.

Hari pertama kami diiringi oleh hujan yang begitu deras dalam wujud tangisan kami. Ya! Kami semua menangis harus tinggal disini selama 3 bulan lamanya. Terlebih lagi jaringan internet tidak tersedia. Bagaimana kami bisa menghubungi keluarga??? Inilah yang membuat kami mengeluarkan air mata sesampainya di posko tempat kami tinggal.

Namun, nyatanya tangisan ini terbayarkan dengan momen-momen indah nan lucu selama kami tinggal disini. Terutama pertemuan kami dengan kepala sekolah yang sangat disiplin.

Seperti yang sudah seharusnya, kepala sekolah di SMP tempat kami melaksanakan KKN adalah seseorang yang sangat disiplin dalam banyak hal termasuk kedatangannya di sekolah. Dia adalah guru yang selalu sampai ke sekolah pertama sekali bahkan sebelum murid-murid berangkat.

"Eh itu pak kepala sekolah kan?" Tanya Airin rekan KKN ku saat kami berada di depan pintu kantor dan melihat seorang guru telah datang sebelum kami.

"Ia betul. Itu kepala sekolah." Jawabku dengan ekspresi kaget setelah memastikan bahwa orang tersebut memang bapak kepala sekolah.

"Wah. Impressive.  Jarang-jarang nih kepala sekolah yang datang duluan." Ucap Airin terkagum menyaksikan ini.

Ini memang merupakan kejadian yang sangat unik dan tidak pernah kami temui selama menjadi siswa sekolah. Bapak kepala sekolah ini memang teladan yang baik. Padahal jarak rumahnya cukup jauh dibandingkan kami yang hanya berjarak 3 menit saja dari sekolah.

"Huft...hari yang melelahkan." Ucap Revan yang juga rekan KKN ku setelah kami semua sampai di posko dan akan mempersiapkan makan siang.

"Baru juga hari pertama ngajar udah cape aja lo." Kata Farid yang sedang duduk sambil ngopi.

"Lo belum tau aja ributnya anak-anak di kelas yang gue ajar tadi." Balas Revan.

"Siap, si paling capek!" Ucap Farid sambil tertawa melihat Revan seperti mandi keringat karena kelelahan.

Kami pun ikutan tertawa melihat perdebatan yang tidak berfaedah antara dua orang ini. Tiba tiba Airin berbicara

"Tau ga tadi gue udah ngobrol sama satpam sekolah." Ucapnya.

"What? Lo ngincer satpam sekolah itu rin?" Tanya Dina yang duduk di dekatku dengan mata melotot.

"Makanya dengerin gue selesai ngomong." Jawab Airin dengan ekspresi kesal.

"Tadi tuh gue nanya ke satpam kenapa pak kepala sekolah datangnya cepat banget." Lanjutnya.

"Trus? Dia jawab apa?" Tanyaku penasaran.

"Katanya emang setiap hari pak kepala sekolah selalu datang paling cepat. Udah kayak hal biasalah di sekolah ini." Jelasnya lagi.

"Keren banget. Mana rumahnya jauh lagi. Kira kira dia berangkat jam berapa ya?" Ucapku terkagum sekaligus penasaran.

"Ngapain lo kepo dia berangkat jam berapa. Lo mau tanding siapa datang paling cepat? HAHAHAHAHHA." Balas Farid dan posko pun dipenuhi tawa.

"Eh tunggu. Tapi ada benernya juga. Kenapa kita gak coba mecahin rekor kepala sekolah untuk datang paling cepat?" Ucap Raihan dengan antusias.

"Hah? Maksud lo gimana?" Tanya Airin bingung.

"Ya kita harus bisa datang sebelum kepala sekolah sampai. Lagi pula posko kita juga lebih dekat daripada rumahnya." Jelas Raihan.

"Woi ide bagus tuh. Pasti seru ya kalau rekor kepala sekolah terpecahkan." Balas Farid dengan semangat.

Setelah percakapan itu, kami memutuskan untuk mencoba menjadi orang yang datang ke sekolah paling cepat mengalahkan bapak kepala sekolah.

"Huhhh...jangan lari-lari plissss." Kata Dina sambil jongkok setelah kami berlarian menuju sekolah supaya datang lebih dulu dari kepala sekolah.

"Berdiri buruan. Ini udah mau nyampe." Ucap Airin menyemangati Dina yang kelelahan di tengah jalan padahal jaraknya sangat dekat.

Cekrek

"HAHAHA akhirnya gue dapat foto burik lo." Kata Farid setelah memotret Dina yang sedang jongkok dengan wajah kelelahan.

Sontak Dina pun berdiri mengejar Farid yang berlari sambil tertawa. "Woi hapus gak!"

"Kejar aja kalau lo bisa." Kata Farid sambil berlari dari Dina. Dia sengaja melakukan itu supaya Dina mau berdiri dan berlari menuju sekolah sehingga mereka tidak telat.

Kami pun telah sampai di depan kantor. Kami mengecek sekeliling memastikan apakah sudah ada yang datang lebih dulu dari kami.

"Kepala lo geser dikit Din, gue gak bisa liat." Kata Farid pada Dina.

"Siapa suruh tadi foto gue sembarangan." Balas Dina masih kesal dengan Farid.

"Kalian berdua ini bisa diam bentar gak sih. Dari tadi kayak nyamuk ganggu aja." Ucap Airin kesal pada Farid dan Dina yang dari tadi berdebat.
"Udah udah. Kayaknya emang kita yang pertama datang." Kataku setelah yakin bahwa memang tidak ada orang di dalam kantor.

"Horeee kita menang." Ucap Airin kegirangan.

"Satu kosong." Lanjutnya.

Kami pun memasuki kantor dan duduk di kursi yang telah disediakan khusus mahasiswa peserta KKN.

Tidak lama setelah kami sampai, ada suara kaki yang terdengar semakin dekat menuju kantor. Ternyata itu bapak kepala sekolah. Dia terkejut melihat kami telah datang duluan. Awalnya dia bingung kenapa kami menahan tawa. Setelah berpikir sejenak dia hanya geleng-geleng menahan tawa melihat kami juga menahan tawa. Dia sadar bahwa kami sengaja datang cepat untuk memecahkan rekornya.

"Selamat pagi, Pak." Sapa kami seterentak kepada bapak kepala sekolah.

"Pagi, Bapak dan Ibu guru yang sangat rajin." Jawabnya masih dalam keadaan menahan tawa karena kelakuan kami.

Keesokan harinya, kami berlarian seperti biasa menuju sekolah supaya datang paling cepat.

"Kira-kira yang menang hari ini siapa ya?" Kata Raihan saat kami sedang lari menuju sekolah.

"Gue yakin kita  yang menang sih. Kita udah datang lebih awal dari semalam." Balas Airin dengan pedenya.

Kami telah sampai di depan pintu kantor.

Aku dan  rekan-rekanku melihat sekeliling dan tanpa ragu Airin berkata

"Horeee dua kos...song." Ucapnya dari nada tinggi ke nada rendah.

"Satu sama." Ucap kepala sekolah dari dalam kantor sambil tertawa melihat kami.

"Eh bapak udah datang ya. Selamat pagi, Pak." Kata Airin cengengesan setelah sadar ternyata bapak kepala sekolah telah datang lebih dulu.

"Selamat pagi, Bu. Hari ini kita seri ya. Satu sama." Balas pak kepala sekolah sambil tertawa.  Dia memang orang yang humoris.

Dan kami pun ikutan tertawa terbahak-bahak menyaksikan kejadian ini.

Hari-hari berikutnya pun begitu. Kami terus berlomba melawan bapak kepala sekolah untuk datang paling cepat.

Hari terus berlalu dan tak terasa kami sudah harus berpisah karena masa KKN telah habis. Pertandingan sengit kami pun telah selesai. Pertandingan lucu nan sengit yang mengajarkan kami menjadi pribadi disiplin ini akan selalu tersimpan dalam memori kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun