Dalam kehidupan di dunia, manusia tidak terlepas dari saling membutuhkan satu sama lain. Hidup dalam ketergantungan menimbulkan sikap untuk lebih dekat antara manusia, tapi bagaimana cara manusia dekat? Melalui pertemuan yang lebih akrab dikenal sebagai pergaulan. Mengenai pergaulan tentunya ada di dalam di dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 13. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
Arti ayat tersebut mengarah untuk setiap manusia menjalin hubungan yang harmonis terhadap sesama apapun bangsa dan negaranya. Tapi faktanya, bagi remaja milenial saat ini gaul ditandai dengan mengumpul bersama, bahasa kekinian, berswafoto, membahas hal tidak penting lainnya dan menceritakan keburukan saudara sesama muslim. Sedangkan standar pergaulan dalam islam adalah harus memiliki ketelitian dalam suatu kebenaran saat berteman. Hal ini ditegaskan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surah Al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
Perlu diketahui dalam pergaulan ada dua ciri manusia muslim saat gaul, yaitu yang mengajak bergaul ke arah mendekati diri kepada Allah dan ke arah yang menjauh dari perintah Allah, sesuai firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surah Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Ayat diatas menggambarkan bahwa dalam pergaulan berteman dengan seseorang yang menyerukan kebajikan atau jika tidak ada diantara teman kita yang berbuat kebaikan maka kita yang harus berbuat kebajikan tersebut agar menjadi orang-orang yang beruntung. Jadi, pergaulan yang dianjurkan dalam islam dengan tujuan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT secara islamiyah disebut amar ma'ruf. Menurut bahasa amar ma'ruf berarti menyuruh pada kebaikan. Tentunya banyak sekali ma'ruf  yang dapat diterapkan dalam pergaulan sehari-hari, dimulai dari diri sendiri, lalu ke orang lain serta mengajak teman-temen kita memulai kebaikan dari hal kecil. Contohnya ketika kita sedang berkumpul dengan teman-teman lalu waktu sudah memasuki waktu solat kita bisa mengajak teman-teman kita untuk pergi ke masjid terdekat, sesekali mengikuti pengajian bersama, dan ajakan baik lainnya. Contoh itu bisa mendekatkan diri kepada kebaikan yaitu taat solat awal waktu dan mengaji bersama.Â
Selain pergaulan yang dianjurkan dalam islam ada juga pergaulan yang harus dihindari karena dapat menjauhkan diri dari Allah SWT, dalam islam disebut munkar. Tak dapat dipungkiri kenyataanya maraknya perbuatan munkar dalam pergaulan zaman ini, contohnya iri dengki, mengadu domba sesama, berbuat dzalim dan banyak perbuatan lain yang tidak dibenarkan dalam islam. Sebagai umat muslim seharusnya menghindari hal munkar, dalam islam juga ada nahi munkar, yaitu segala perbuatan yang dapat menahan atau mencegah kemungkaran terjadi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang kita lakukan ialah mengajak teman kita untuk banyak mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah SWT dan tidak iri kepada orang lain, dengan begitu juga kehidupan kita akan nyaman dan kita juga bisa menghindari berghibah dalam pergaulan. Adapun sebaik-baiknya mencegah perbuatan munkar adalah dengan sholat dimana sholat menghindari diri dari keji dan mungkar.
Lalu apa hubungan antara No Read Al-Qur'an No Gaul dengan pergaulan umat muslim? Dalam Islam, Al-Qur'an adalah sebuah pedoman bagi kehidupan serta petunjuk dari Allah terhadap apapun yang ada di alam semesta ini. Mempelajari Al-Qur'an selain menambah pahala juga sebagai sumber ilmu yang paling utama. Gaul bukan hanya tentang barang mewah dengan harga ratusan juta, baju kekinian dan hal globalisasi lainnya. Gaul juga tentang seberapa luas ilmu dan cara manusia memandang serta memahami dunia. Umat Islam pasti memahami bagaimana Sholat dan membaca Al-Qur'an membuat pikiran jernih, kuat dan hidup tenang. Gaul dalam islam adalah gelar bagi mereka para remaja Qur'ani bukan remaja yang hanya paham akan ilmu dunia saja. Remaja Qur'ani yang dicintai oleh Allah adalah mereka yang selalu berusaha dan berprestasi baik dalam ilmu agama, ilmu pendidikan dan ekstrakurikuler sebagai bentuk dalam pengembangan diri remaja tanpa berlebihan pada salah satunya. Keberhasilan berprestasi dalam tiga hal tersebut secara tidak langsung akan membawa remaja menjadi gaul karena ilmu pengetahuannya yang luas.Â
Akan timbul pertanyaan baru nantinya mengapa remaja Qurani menjadi remaja gaul bagi umat Islam? Jawaban singkatnya ialah seperti yang diketahui remaja Qurani bukan hanya mempelajari ilmu dunia tapi juga ilmu bekal akhirat dan menjadikannya ribuan langkah lebih maju dibandingkan remaja pada umumnya. Manusia yang gaul adalah manusia yang dapat mengikuti perkembangan zaman dengan baik tapi tidak hanyut di dalamnya maka gaul bukan hanya sekedar kata dan perbuatan tapi juga diperlukan ilmu agar memahami makna gaul yang sebenarnya. Sehingga, ayo kita terapkan prinsip No Read Al-Quran No Gaul.
Referensi :Â
Annikmatul Fakhiroh (2020) KONSEP AMAR MA'RUF DAN NAHI MUNKAR MENURUT M. QURAISH SHIHAB. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo : Semarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H