Mohon tunggu...
Nurul Hikmah
Nurul Hikmah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Seorang Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Sriwijaya. Enjoy your life!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradigma Liberalisme: Sebuah Positive Sum Game dalam Hubungan Internasional

13 Maret 2020   00:13 Diperbarui: 10 April 2020   20:50 3175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mohtar Mas'oed, Guru Besar Hubungan Internasional di UGM (Universitas Gajah Mada) berpendapat bahwa Hubungan Internasional adalah hubungan yang melibatkan bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat sehingga diperlukan mekanisme yang kompleks dan melibatkan banyak negara. Sedangkan menurut Tygve Nathlessen, Hubungan Internasional merupakan bagian dari ilmu politik, oleh karena itu, komponen hubungan internasional sendiri tak lepas dari politik internasional, organisasi dan administrasi internasional serta hukum internasional. Dari kedua pendapat dari ahli tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa Hubungan Internasional adalah Hubungan yang melibatkan berbagai negara di dunia yang memiliki berbagai komponen, yaitu: politik internasional, organisasi dan administrasi internasional serta hukum internasional.

 Pada awal perkembangannya, Dalam studi Hubungan Internasional terdapat berbagai pandangan maupun perspektif yang melahirkan The Great Debate atau Perdebatan Besar yang biasa disebut Paradigma dalam Hubungan Internasional. Paradigma merupakan pijakan dasar untuk menjelaskan fenomena-fenomena, masalah-masalah Hubungan Internasional atau politik tertentu melalui sistem kriteria, standar-standar, prosedur-prosedur, dan seleksi fakta permasalahan yang relevan).

 Pada saat The Great Debate, ada beberapa perdebatan besar perspektif /pandangan yang terjadi, salah satunya akan penulis bahas kali ini yaitu, Paradigma Liberalisme. Liberalisme pertama kali muncul ketika Presiden Amerika Serikat kala itu, Woodrow Wilson mengusulkan ide untuk membentuk sebuah badan kolektif keamanan bersama yang pada saat itu dikenal dengan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sebagai badan yang dapat menjaga keamanan dunia. Dengan adanya LBB tersebut, konsep ide institusional bertujuan agar dapat memajukan kerjasama yang damai antar negara yang juga merupakan dasar pemikiran liberal.

Ada tiga asumsi dasar liberalisme yaitu, keyakinan bahwa Hubungan Internasional dapat bersifat kooperatif (kerja sama) daripada konfliktual, pandangan positif tentang sifat manusia yang baik, dan percaya terhadap kemajuan. Liberalisme adalah sebuah ideologi yang memfokuskan tentang kepedulian terhadap kebebasan individu, kaum liberal melihat pembentukan negara sebagai bagian penting untuk mempertahankan kebebasan baik dari bahaya individu lain atau negara; negara harus selalu sebagai penyalur yang melayani keinginan bersama, bukan sebagai penguasa, dan lembaga-lembaga demokratis merupakan sarana untuk menjamin hal ini.

Liberalisme adalah aliran pemikiran sosial dalam teori hubungan internasional yang berkembang pada tahun 1970-an. Konsep politik menyatakan bahwa Negara tidak tunduk pada otoritas eksternal negara lain, juga tidak tunduk pada otoritas internal lainnya, seperti militer. Kaum Liberalisme berpendapat bahwa organisasi hukum internasional dan organisasi non-pemerintah adalah faktor yang sama pentingnya dalam politik dunia dan menolak teori Realisme bahwa hubungan internasional adalah Zero Sum Game. Sementara teori Liberalisme yang dianut adalah hubungan internasional bersifat Positive Sum Game.

Dalam berpolitik dikenal dengan adanya Zero Sum Game dan Positive Sum Game. Lalu apakah kedua hal tersebut? Relative Gain (Keunggulan Relatif) mengindikasikan bahwa kerja sama bersifat Zero Sum Game, state akan bekerja sama jika ia mendapat keuntungan lebih dari yang lainnya "who can get more" yang dianut oleh kaum Realisme. Sementara itu, ada Absolute Gain (Keunggulan Absolut) yang mengindikasikan bahwa kerja sama tetap terjadi dalam kondisi yang bersifat Positive Sum Game, dimana menguntungkan untuk kedua belah pihak yang dianut oleh kaum Liberalisme.

Dalam hal ini Liberalisme menggunakan Positive Sum Game karena setiap pihak yang terlibat dalam kerja sama akan mendapatkan keuntungan dan tidak adanya kerugian kepada pihak manapun. Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan Liberalisme yang mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, mengutamakan kesejahteraan, menolak adanya pembatasan, dan memandang bahwa individu memiliki hak atas tindakan dan pilihannya sendiri secara bebas dalam kehidupannya. Contohnya, di bidang ekonomi internasional, Liberalisme melihat bahwa ekonomi bersifat Positive Sum Game, yang artinya saling menguntungkan dan memungkinkan bagi semua pihak yang terlibat untuk mendapatkan keuntungan lebih dari modal awal mereka. Oleh sebab itu, kaum Liberalisme berpendapat bahwa perekonomian internasional sudah seharusnya didasari oleh perdagangan yang bersifat bebas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun