Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung, Progam Studi Sejarah Peradaban Islam

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peristiwa Dibalik Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

1 Oktober 2024   07:10 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:21 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Kesaktian Pancasila adalah salah satu hari nasional yang diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Oktober di Indonesia. Peringatan ini memiliki latar belakang sejarah yang kuat, terutama terkait dengan Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI, yang terjadi pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965. Peristiwa tersebut melibatkan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi Angkatan Darat dan menjadi momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa, terutama dalam konteks mempertahankan ideologi negara, Pancasila.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967 yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto, pasca peristiwa kudeta G30S/PKI yang gagal. Gerakan ini bertujuan untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis. Setelah kudeta tersebut berhasil digagalkan oleh TNI dan rakyat Indonesia, negara mengalami krisis politik yang mendalam, yang kemudian memunculkan komitmen kuat untuk meneguhkan kembali Pancasila sebagai dasar negara yang kokoh.

Peristiwa G30S/PKI memiliki akar sejarah yang kompleks. Pada awalnya, gagasan tentang paham nasionalisme, agama, dan komunisme dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1926. Pada tahun 1956, konsep ini mulai populer dengan nama Nasakom---sebuah ideologi yang mencoba menyatukan tiga kekuatan besar: nasionalisme, agama, dan komunisme. Pada saat itu, Soekarno mengkritik sistem Demokrasi Parlementer, yang menurutnya tidak cocok diterapkan di Indonesia karena hanya akan melindungi sistem kapitalisme. Sebagai alternatif, Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin yang didasarkan pada Nasakom. Namun, konsep ini menimbulkan resistensi, terutama dari kalangan TNI Angkatan Darat yang tidak setuju dengan pengaruh paham komunis dalam konsep tersebut.

Ketidak sepakatan ini kemudian memicu ketegangan antara TNI Angkatan Darat dan PKI. Ketegangan ini semakin memanas dan pada akhirnya memuncak dalam Peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965. Dalam peristiwa tersebut, para jenderal TNI AD menjadi korban, yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi. Setelah kekacauan ini, pemerintah di bawah Presiden Soeharto bergerak cepat untuk menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, sebuah peringatan untuk mengenang kegagalan upaya penggantian ideologi negara dengan komunisme.

Setiap tahun, Hari Kesaktian Pancasila diperingati dengan upacara resmi di berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan institusi militer. Upacara utama biasanya diadakan di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, tempat di mana para Pahlawan Revolusi dibunuh. Upacara ini dihadiri oleh para pejabat tinggi negara, termasuk Presiden dan Wakil Presiden, serta berbagai elemen masyarakat. Dalam upacara tersebut, dibacakan ikrar kesetiaan terhadap Pancasila, yang menegaskan kembali komitmen bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga berfungsi sebagai simbol ketahanan ideologi bangsa. Pancasila, yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa, terbukti mampu menjaga keutuhan dan kerukunan di tengah keragaman suku, agama, ras, dan budaya di Indonesia. Oleh karena itu, peringatan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah perkembangan politik, sosial, dan ekonomi yang dinamis, Pancasila tetap menjadi pedoman utama dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Hari Kesaktian Pancasila mengajarkan bahwa meskipun bangsa ini menghadapi berbagai tantangan berat, Pancasila tetap kokoh sebagai landasan ideologi yang mampu mempersatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun