Mohon tunggu...
Nurul Hidayat
Nurul Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - It's a wonderful life

Betapa sedikitnya pengetahuan kita tentang hidup, diri kita, dan dunia di sekitar kita.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Antara Fisika dan Filsafat Alam: Sebuah Catatan Sejarah

7 Mei 2022   21:04 Diperbarui: 7 Mei 2022   22:59 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Benda Langit di Abad ke-17. Foto: Frederik de Wit.

Pada Masa Kegelapan sains Eropa inilah Masa Keemasaan Islam muncul. Ketika filsafat dan sains mengalami kemunduran di Eropa, ilmuan Islam mengambil alih kendali kemudi filsafat dan sains. Banyak sekali ilmuan Islam yang sangat fenomenal diantaranya adalah Ibnu Sina (980–1037), Ibnu Al Haitsam (965–1040), Al Kindi (801–873), dan Al Farabi (870–950). Ilmuan-ilmuan muslim itu telah memajukan filsafat dan sains bahkan menginspirasi ilmuan-ilmuan barat setelahnya. 

Ratusan naskah tertulis mereka tulis. Seperti Ibnu Sina menulis lebih dari 400 buku, The Book of Healing adalah yang paling terkenal. Ibnu Al Haitsam menulis lebih dari 200 buku, dan Book of Optics sangat legendaris. Setidaknya 260 buku telah ditulis oleh AL Kindi, di antaranya 12 buku tentang fisika dan 22 buku tentang filsafat dan obat. Al Farabi berkontribusi besar di bidang metafisika. Al Farabi dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles.

Pelajaran yang Dapat Dipetik

Dari sejarah perkembangan filsafat alam dan ilmu fisika, kita bisa sedikit belajar bahwa naskah tertulis itu penting untuk menelusuri rekam jejak sejarah sains. Itu sebabnya, para fisikawan menulis buku. Dari perjalanan sains kita juga bisa mengerti bahwa sebuah teori yang ribuan tahun diyakini benar pun bisa runtuh hanya dengan satu eksperimen. 

Dari sejarah ini kita pun belajar bahwa sebuah lompatan berfikir itu penting ketika eksperimen tidak bisa dijelaskan oleh teori-teori yang sudah mapan. Jadi, boleh jadi akan ada teori baru lagi tentang semesta kita ini di masa-masa yang akan datang. Bukankah hingga abad ke-19 itu masyarakat sains sudah mengira bahwa sains fisika sudah sampai diujungnya? Tetapi ternyata abad ke-20 menjadi permulaan baru bagi fisika modern.

Saya jadi ingat sepenggal lirik lagu "When Love Kills Love"-nya Scoprions, bahwa 'There is a new beginning when we pass the end.'

Terima kasih kepada Prof. Harry Varvoglis, dosen fisika di Aristotle University of Thessalonik, Yunani, karena telah menulis buku History and Evolution of Concepts in Physics. Buku itu telah menjadi naskah tertulis untuk menerawangi perjalanan filsafat alam dan sains fisika. 

Tulisan ini sebagian besar merujuk pada buku Prof. Harry Varvoglis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun