Mohon tunggu...
Nurul Hidayat
Nurul Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - It's a wonderful life

Betapa sedikitnya pengetahuan kita tentang hidup, diri kita, dan dunia di sekitar kita.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Twitter, Elon Musk, dan Kebebasan Berbicara

28 April 2022   11:23 Diperbarui: 28 April 2022   11:33 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gabungan Foto Elon Musk dan Logo Twitter. Foto: P/Richard Drew and AFP/Pool/Patrick Pleul

Elon Musk sekarang bukan hanya menjadi orang yang paling trending di Twitter. Dialah orang yang sekarang ini memiliki Twitter. Dengan menginvestasikan uang 44 miliar Dolar AS atau setara dengan 635 triliun Rupiah, Twitter kini ada dalam kendalinya. Dan dari cuitannya hari ini, Elon akan membeli Coca-Cola. "Selanjutnya saya membeli Coca-Cola untuk memasukkan kembali kokain," begitulah isi tweet @elonmusk pada 28 April 2022. 

Murah dan mudah bagi Elon Musk untuk membeli itu semua. Elon Musk adalah orang dengan kekayaan bersih 264,6 USD seperti dirilis oleh Forbes. Kalau dirupiahkan, kekayaanya itu lebih dari 3.800 triliun Rupiah. 

Elon Musk sedang menjadi trilioner nomor satu sedunia. Mengalahkan Bill Gates, Warren Buffett, Larry Page, Michael Bloomberg, dan Mark Zuckerberg.

Kenapa Elon Musk Membeli Twitter?

Terkait Twitter yang baru-baru ini dibelinya, Elon Musk mengeluarkan pernyataan tentang motif (yang ia ingin publik ketahui) kenapa membeli Twitter. Dua isu besarnya adalah (1) kebebasan berbicara dan (2) menjadikan Twitter kepercayaan publik.

Elon Musk menyakini bahwa kebebasan berbicara adalah cara untuk memfungsikan demokrasi. Menurutnya Twitter adalah dunia digital tempat memperdebatkan hal-hal penting bagi masa depan umat manusia. 

Supaya Twitter memiliki fitur yang lebih hebat lagi, Elon Musk merencanakan algoritma Twitter dibuka untuk umum (open source). Artinya, semua orang bisa membedah algoritma Twitter. Langkah itu dicanangkan Elon Musk untuk meningkatkan kepercayaan publik kepada Twitter.

Elon Musk melihat potensi besar Twitter. Dengan menengok dari awal sejarah didirikannya Twitter oleh Jack Dorsey pada tahun 2006. Saat itu versi pertamanya adalah "twttr".

Twitter dikenalkan ke publik mulai 15 Juli 2006 dan mencatatkan 20.000 cuitan per hari di bulan pertama. Angka itu naik menjadi 60.000 cuitan per hari di tahun 2007. Setahun kemudian meningkat lagi menjadi 300.o00 cuitan per hari.  Tahun lalu, angka itu melonjak hingga 500 juta tweets setiap hari.

Potensi lain yang dilihat oleh Elon Musk nampaknya bukan sekedar jumlah cuitan per hari, tetapi siapa saja profil pengguna Twitter ini. Pengguna Twitter beragam dari personal sampai ke industri. Kita punya akun Twitter. Adik kita, teman kita, artis idola kita, bahkan TV pun punya akun Twitter.

Twitter bukan sekedar tempat orang-orang ngobrol dan berdiskusi. Twitter juga menjadi platform untuk menjalankan bisnis dan industri. Dari sebatas urusan santai ha ha hi hi, sampai ke masalah serius seperti berdemokrasi. Semua ada di Twitter.

Twitter dan Kebebasan Berbicara

Kita pasti ingat bagaimana Twitter, dan media sosial lainnya, menjadi alat komunikasi politik yang luar biasa. Terutama di masa pemilihaan umum presiden. Kita masih ingat betapa gaduhnya pembela Partai Republik dan Demokrat di negeri Paman Sam itu ketika pemilihan calon Presiden Trumph dan Biden.

Termasuk di negara kita tercinta, pemilu selalu identik dengan riuhnya silang pendapat dengan senjata yang hanya dibatasi 140 karakter itu. Situasi medan perhelatan pemilihan pemimpin publik terasa sangat panas di alam Twitter. Lebih panas dari keadaan aslinya di dunia nyata. Bahkan cuitan-cuitan di Twitter ini menjadi sumber berita di TV. Sampai sekarang.

Semoga gagasan diangkatnya misi freedom of speech oleh Elon Musk tidak menjadikan Twitter sebagai platform yang lebih brutal. Dalam hal ini, negara harus hadir untuk melindungi masyarakat Indonesia tetap bebas berpendapat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. 

Ini penting karena Indonesia menempati peringkat ke-5 sebagai negara dengan pengguna Twitter terbanyak di dunia. Nomor satu Amerika Serikat, dua Jepang, tiga India, empat Brazil, lalu Indonesia.

Dalam pernyataannya, Elon Musk telah mengantisipasi serangan dari banyak pihak tentang problematika kebebasan berpendapat di Twitter. Ia mengatakan "Yang saya maksud dengan kebebasan berbicara hanyalah yang sesuai dengan hukum. Saya menentang sensor yang jauh melampaui hukum. Jika orang ingin lebih sedikit kebebasan berbicara, mereka akan meminta pemerintah untuk mengeluarkan undang-undang untuk itu. Oleh karena itu, melampaui hukum bertentangan dengan kehendak rakyat."

Lebih lanjut, Elon Musk akan meningkatkan kualitas Twitter dengan memberantas robot spam dan memastikan bahwa semua yang beraktivitas di Twitter adalah manusia, bukan robot. 

Ini adalah langkah yang akan diambil oleh Elon Musk untuk membuat Twitter lebih terpercaya. Ia menargetkan kepercayaan publik pada Twitter. Untuk urusan politik, Elon Musk menekankan bahwa Twitter adalah media sosial yang netral secara politik.

Semoga terwujud!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun