Hari ini adalah Jum'at kedua di bulan suci Ramadhan 1443 H. Kita akan memasuki pertengahan bulan puasa. Dan perjalanan menuju hari kemenangan bagi umat muslim, hari raya Idul Fitri, akan segera rampung.
Dalam sholat Jum'at kali ini di Johor, khotib membawakan tema tentang kewajiban muslim untuk membayar zakat. Inilah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat Islam.
Oh ya masih ingat kan kalau di Malaysia, teks khutbah sholat Jum'at sama. Untuk Negeri Johor, teks disiapkan oleh oleh Jabatan Agama Islam Negeri Johor. Cerita lengkapnya ada di tulisan saya 8 April lalu di sini.
Di samping khatib mengingatkan akan pentingnya zakat bagi umat Islam, khotib juga menyampaikan tata aturan yang berlaku di Johor perihal pembayaran zakat fitrah. Bahwa Majelis Agama Islam Negeri Johor telah mengatur hukum dan tata aturan pembayaran zakat bagi warga yang beragama Islam di Johor (Enakmen Pentadbiran Agama Islam Tahun 1978 Seksyen 28).
Di Johor, amil zakat dilantik oleh Majelis Agama Islam Negeri Johor. Amil zakat adalah pihak-pihak yang menjalankan tugas untuk mengumpulkan, menjaga, mencatat, dan mendistribusikan zakat. Dengan demikian, hanya mereka yang telah ditunjuk oleh majelis diberikan kebenaran untuk memungut zakat.Â
Aturan berikutnya adalah bahwa umat Islam Negeri Johor yang tidak membayarkan zakat fitrahnya kepada amil zakat yang telah ditunjuk oleh majelis dinyatakan melakukan kesalahan. Termasuk konsekuensi hukum diberikan kepada umat Islam Negeri Johor yang enggan atau dengan sengaja tidak membayar zakat fitrah, sebagaimana tertulis dalam Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah Tahun 1997 Seksyen 16.
Catatan Saya
Ibadah zakat sebagai rukun Islam bukan sekedar tentang hubungan secara vertikal kepada Allah, namun ini juga tentang hubungan secara horizontal dengan masyarakat. Zakat fitrah bertujuan untuk menyucikan jiwa orang-orang yang berpuasa dari perbuatan yang tidak bermanfaat. Lebih dari itu, zakat fitrah adalah wujud kepedulian terhadap umat muslim lainnya yang kurang beruntung dari sisi ekonomi.
Setelah sebulan penuh berpuasa menahan lapar dan haus, umat muslim semuanya merasakan bagaimana rasanya orang-orang yang kesusahan tidak makan dan minum dalam kurun waktu yang lama. Berpuasa, seperti halnya zakat fitrah, tidak semata-mata tentang hubungan makhluk dengan Penciptanya, tetapi juga tentang rasa solidaritas kepada sesama manusia.Â
Di ujung bulan suci Ramadhan, ibadah puasa itu disempurnakan dengan membayar zakat fitrah. Hingga akhirnya tibalah hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri. Umat Islam yang telah melaksanakan ibadah puasa, membayar zakat, dan masuk ke dalam Hari Raya kembali menjadi fitrih, kembali menjadi suci.
Jadi serangkaian ibadah yang dilaksanakan oleh umat muslim selama bulan suci Ramadahan ini adalah proses pencucian jiwa. Ibarat handphone, bulan Ramadhan adalah momentum untuk reset factory setting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H