Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan

Hobi saya membaca buku ,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori attachment yang di kemukakan oleh mary ainshwort dan john bowlby

20 Januari 2025   09:12 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Keterikatan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

Teori keterikatan merupakan salah satu paradigma psikologi yang paling berpengaruh dalam memahami hubungan emosional antara individu, terutama antara anak dan pengasuh. Teori ini awalnya dikembangkan oleh John Bowlby dan diperluas serta diuji secara empiris oleh Mary Ainsworth. Kontribusi keduanya sangat signifikan dalam memahami bagaimana keterikatan emosional dapat memengaruhi perkembangan individu, baik di masa kanak-kanak maupun dewasa.

Kontribusi John Bowlby

John Bowlby, seorang psikoanalis asal Inggris, berpendapat bahwa keterikatan adalah kebutuhan biologis yang fundamental. Dalam pandangannya, keterikatan berfungsi sebagai hasil adaptasi evolusi yang memungkinkan bayi untuk bertahan hidup. Bowlby menjelaskan bahwa bayi dilahirkan dengan serangkaian perilaku bawaan, seperti menangis, tersenyum, atau meraih, yang bertujuan untuk menarik perhatian pengasuh utama. Perilaku ini dirancang agar bayi tetap dekat dengan pengasuh, sehingga mereka merasa aman dan terlindungi.

Salah satu konsep penting yang diperkenalkan oleh Bowlby adalah *internal working model*, yaitu kerangka mental yang dibentuk anak berdasarkan pengalaman awal mereka dengan pengasuh. Model ini berfungsi sebagai pedoman bagi individu dalam membangun hubungan di masa depan. Jika anak mengalami keterikatan yang aman, mereka cenderung mengembangkan pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya, pengalaman keterikatan yang tidak aman bisa mengarah pada ketidakpercayaan atau ketidakstabilan emosional dalam hubungan interpersonal di masa dewasa.

Bowlby juga menjelaskan keterikatan melalui tiga fase perkembangan:

1. Pra-keterikatan (lahir hingga 6 minggu): Bayi menunjukkan perilaku seperti menangis atau menggenggam untuk menarik perhatian pengasuh, tetapi belum memiliki keterikatan yang spesifik.

2. Keterikatan yang sedang berkembang (6 minggu hingga 6-8 bulan): Bayi mulai mengenali dan merespons pengasuh tertentu secara lebih selektif.

3. Keterikatan yang jelas (6-8 bulan hingga 18-24 bulan): Pada tahap ini, bayi mengembangkan keterikatan yang jelas terhadap pengasuh utama, sering disertai dengan kecemasan saat berpisah.

Kontribusi Mary Ainsworth

Mary Ainsworth, seorang psikolog perkembangan dari Amerika, melanjutkan penelitian Bowlby dan memberikan sumbangan penting melalui eksperimen yang dikenal sebagai *Strange Situation*. Eksperimen ini merupakan pengamatan terstruktur yang dirancang untuk menilai pola keterikatan antara bayi dan pengasuh utama mereka. Dalam penelitian ini, bayi diobservasi dalam berbagai situasi yang melibatkan kehadiran dan kepergian pengasuh serta interaksi dengan orang asing.

Dari hasil pengamatan tersebut, Ainsworth berhasil mengidentifikasi tiga pola keterikatan utama:

1. Keterikatan Aman (Secure Attachment): Anak yang memiliki keterikatan aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan ketika pengasuh berada di dekatnya, tetapi menunjukkan kecemasan saat pengasuh pergi. Meskipun demikian, mereka dapat dengan cepat merasa tenang saat pengasuh kembali. Pola ini biasanya muncul ketika pengasuh menunjukkan respons yang konsisten terhadap kebutuhan anak.

2. Keterikatan Tidak Aman - Menghindar (Insecure-Avoidant Attachment): Anak dengan pola ini cenderung menghindari kontak dengan pengasuh dan menunjukkan reaksi emosional yang minim saat pengasuh pergi atau kembali. Pola ini sering kali bersumber dari pengasuh yang tidak responsif atau kurang peka terhadap kebutuhan emosional anak.

3. Keterikatan Tidak Aman - Ambivalen/Resistan (Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment): Anak-anak dengan pola ini menunjukkan kecemasan yang ekstrem saat pengasuh pergi, tetapi sulit untuk ditenangkan ketika pengasuh kembali. Pola ini biasanya terjadi ketika pengasuh memberikan perhatian yang tidak konsisten, kadang responsif namun juga sering mengabaikan.
Ainsworth kemudian menambahkan kategori keempat yang dikenal sebagai Keterikatan Terorganisir. Pola ini ditemukan pada anak-anak yang menunjukkan perilaku campuran, seperti mendekati namun pada saat yang sama menghindari pengasuh. Pola ini sering kali ditemui pada anak-anak yang mengalami pengabaian atau trauma.

Implikasi Teori Keterikatan
Teori yang diajukan oleh Bowlby dan Ainsworth memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya hubungan awal dalam kehidupan manusia. Keterikatan yang sehat antara anak dan pengasuh dapat menciptakan fondasi yang kuat bagi perkembangan emosional, sosial, dan kognitif yang optimal. Sebaliknya, keterikatan yang tidak sehat berpotensi menimbulkan berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, atau kesulitan dalam membangun hubungan dekat di masa dewasa.

Lebih jauh, teori ini juga membawa implikasi praktis di berbagai bidang, termasuk pendidikan, pengasuhan anak, konseling, dan terapi. Sebagai contoh, guru yang memahami teori keterikatan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang keterikatan yang tidak aman di rumah.

Teori keterikatan yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth menekankan pentingnya hubungan emosional antara anak dan pengasuh utama. Bowlby memberikan landasan teoretis mengenai kebutuhan biologis untuk berikat, sementara Ainsworth merumuskan metode untuk mengidentifikasi berbagai pola keterikatan. Pemahaman tentang teori ini memungkinkan kita menyadari bagaimana pengalaman awal dapat membentuk cara seseorang berinteraksi dengan dunia sepanjang hidupnya. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dari teori keterikatan, kita dapat mendukung perkembangan individu yang lebih sehat dan seimbang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun