Menghimpun keinginan masyarakat adalah kunci pemberdayaan dimana GenBI sebagai media inisiator sedangkan masyarakat-lah penggerak sesungguhnya. Inisiator dari warga Wonocolo sendiri sebetulnya adalah sosok Pak Dayat selaku ketua RW 4 yang telah membuktikan bahwa hidroponik bisa tumbuh subur di Surabaya yang notabene panas dan berpolusi. Sosok Pak Dayat yang sangat loyal, menjadi jembatan GenBI untuk menstimulus motivasi warga RW 5 - Wonocolo.
Sekali lagi, menghimpun keinginan masyarakat memang tidak mudah. Tetapi hal lain apa yang bisa diperbuat selain 'optimis' membantu lingkungan sekitar lebih baik. Mengingat kondisi udara di lingkungan kita semakin tidak ramah. Apakah matahari semakin mendekat? ya enggak lah, itu karena lapisan ozon bumi semakin tipis sehingga tidak dapat optimal menahan cercaan sinar matahari, di akhir mempengaruhi suhu udara kerak bumi dan mengganggu kesehatan kita. Apalagi saat ini khususnya di Surabaya banyak pembangunan yang membuat semakin sedikitnya lahan untuk menanam. Tentu akan fatal jika terus acuh dan membiarkannya, sehingga besar akan berdampak kepada regenarasi mendatang.
Een berharap kelanjutan dari program ini berjalan lancar. Terdekatnya semoga greenhouse bisa rampung sesuai harapan dan segera diresmikan oleh Bank Indonesia. Serta pengelolaan hidroponik oleh warga dari pembibitan bisa sampai panen. Minimal di awal dapat memenuhi kebutuhan anggota dulu.
Misalnya ada panen lalu dibagikan hasilnya kepada anggota baik untuk dikonsumsi sendiri atau untuk syukuran anggota, dan semacamnya. Sembil berjalan, GenBI UINSA akan mengadakan pelatihan kewirausahaan dengan orientasi Kelompok Tani Mugi Lestari ini dapat membuat prodak baru yang bisa dipasarkan. Contohnya KRPL-Serpis kini sudah ada prodak minuman "Kemaruk" (Kemangi dan Jeruk) yang sudah ada mangsa pasarnya. (hn)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H