Mohon tunggu...
Nurul Hafidzah Khoirunnisa
Nurul Hafidzah Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi UIN Jakarta

Hobi lari pagi atau sore, dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memberi Julukan Psikopat Pada Orang Lain: Waspada, Psychobabble!

30 Januari 2025   18:58 Diperbarui: 30 Januari 2025   18:58 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Ilustrasi Memberi Julukan Psikopat Pada Orang Lain: Waspada, Psychobabble! Sumber: Pixabay

Pernahkah kamu mendengar orang di sekitar kamu menjuluki orang lain dengan julukan "psikopat" hanya karena hal kecil yang dia lakukan tidak seperti kebanyakan orang? fenomena tersebut bisa dikategorikan sebagai Psychobabble lho! terus apa sih Psychobabble itu? kok menjuluki seseorang dengan kata psikopat bisa dikategorikan sebagai Psychobabble? 

Jadi, fenomena Psychobabble atau dikenal juga dengan sebutan  Psychospeak merujuk pada penggunaan istilah-istilah psikologi secara berlebihan, tidak tepat, bahkan terkesan sembarangan oleh seseorang yang tidak memiliki kualifikasi pada bidang tersebut. 

  Mengutip dari Sketsaunmul.co, Psychobabble, atau Psikologi populer, telah menyebar luas di masyarakat, terutama melalui media sosial, seringkali disalahartikan sebagai psikologi ilmiah. Ketidakmampuan membedakan keduanya berpotensi membahayakan individu yang membutuhkan bantuan kejiwaan profesional.

"Pertunjukan ini cukup cerdik untuk merasakan betapa mudahnya penderitaan manusia menjadi mangsa bahasa manipulatif dari praktisi tertentu, dan betapa menariknya bualan psikologis , dalam konteks yang tepat." 

---Sophie Gilbert, The Atlantic, 19 Agustus 2021 

Gambar: Ilustrasi Memberi Julukan Psikopat Pada Orang Lain: Waspada, Psychobabble! Sumber: Pixabay
Gambar: Ilustrasi Memberi Julukan Psikopat Pada Orang Lain: Waspada, Psychobabble! Sumber: Pixabay
Terus apasih yang bisa dikategorikan sebagai Psychobabble? 

Selain memberi cap Psikopat pada orang lain, melakukan Self-Diagnosis atau mendiagnosa adanya kelainan mental pada orang lain bisa termasuk kedalam kategori Psychobabble, contohnya mendiagnosa diri sendiri Bipolar hanya karena ada satu atau dua ciri yang mirip dengan perilaku sehari-hari kita, atau mendiagnosa orang lain ADHD hanya karena cirinya mirip dengan yang ada pada media sosial, bahkan menjuluki orang lain stres sudah termasuk dalam kategori Psychobabble. 

Jadi, apakah Psychobabble harus dihindari? 

yup, ada baiknya kita memilih untuk menghindari menggunakan istilah-istilah psikologi untuk mendiagnosa diri sendiri atau orang lain. Tentunya, selain menghindari menyakiti perasaan orang lain dan agar terhindar dari overthingking yang belum tentu benar, menghindari Psychobabble juga harus dilakukan untuk mencegah kekeliruan informasi, hingga menyederhanakan masalah yang sebenarnya kompleks. 

Jika dirasa memiliki banyak ciri yang sama dengan informasi seputar kesehatan mental yang kamu terima dan kamu mau tahu apakah kamu seperti apa yang kamu pikirkan, baiknya tanyakan pada orang yang memiliki kualifikasi pada bidang psikologi ya! atau lebih baik langsung tanyakan pada ahlinya. 

Salam mental sehat readers!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun