Mohon tunggu...
NURUL HAENI_XI MIPA 2
NURUL HAENI_XI MIPA 2 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hallo aku nurul

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kakek

29 September 2022   14:51 Diperbarui: 29 September 2022   14:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi sangat cerah saat itu.. aku yang sedang sibuk membersihkan rumah tempatku dan kakek ku, serta orang tuaku tinggal. Tidak lupa malam tadi aku menyimpan makanan rumput laut sisa semalam yang ku simpan di dalam kulkas. Dengan suara kecilnya kakekku berkata "habiskan saja, buatkan kakek nasi goreng pake itu". Aku yang saat itu sedang lelah, namun seseorang yang aku segani meminta untuk dibuatkan makanan. Dengan semangat aku membuatkan nasi goreng itu penuh dengan keikhlasan. Tidak lama kemudian nasi goreng yang aku buatkan khusus untuk kakekku sudah jadi, aku berikan nasi itu kepada kakek, dengan lahapnya kakek memakan nasinya tanpa tersisa sedikit pun. "Alhamdulillah, asin nasi gorengnya" kata kakek dengan tersenyum. aku pun menjawab "Alhamdulillah, asin tapi nasinya abis" (sambil tertawa). "Lapar, jadi gakerasa asinnya, nanti buatin lagi yah" kata kakek (sambil tertawa).

Beberapa jam kemudian kakek keluar dari rumah untuk berjalan jalan di sekitar tempat kami tinggal. Dengan segala kejenuhannya kakek berjalan menyusuri tempat demi tempat hingga akhirnya sampai di rumah bibi yang tak jauh dari rumah kami. Kakek berniat untuk main ke rumah bibi. Tak lama kemudian adzan dzuhur berkumandang, akhirnya kakek memutuskan untuk pulang ke rumah. 

Siang hari yang panasnya sangat terik saat itu.. kakek merasa pusing karena darah tingginya kambuh. Jalan yang lumayan jauh untuk kakek lewati, dengan jalan yang banyak turunannya kakek hanya membawa tongkat yang sering di bawa untuk membantu kakek berjalan. Selang beberapa menit kakek mampir ke warung sekitar jalan untuk mengobrol dengan temannya, mengobrol yang mungkin hanya sekedar basa basi. Setelah itu kakek memutuskan untuk pulang ke rumah dengan rasa pusing di kepalanya, hingga akhirnya kakek terjatuh di turunan portal dekat warung itu dengan posisi tengkurap, dan banyak luka di sekitar badannya. 

Sedih sekali rasanya saat itu. Kami yang pada awalnya biasa saja karena kakek hanya main ke rumah bibi, tapi ternyata kakek terjatuh saat itu dengan lumayan banyak lukanya. Tidak lama kemudian pemilik warung itu menyusul ke rumah untuk memberitahu. Spontan mama dan bapak terkaget dan menyusul kakek. Tetapi, kakek sudah di bawa ke klinik terdekat untuk di obati luka lukanya. 

Selang beberapa jam kemudian kakek pulang ke rumah diantarkan oleh paman dan bibi, dengan membawa se kresek obat anti nyerinya dan membawa tongkat untuk membantunya berjalan. Tidak lama kemudian beberapa bagian badannya mulai terlihat bengkak, lalu aku berkata "aki abis darimana? kalo pusing teh diem dulu jangan dulu jalan jalan". Kakek hanya terdiam sambil merasakan perih dibagian tubuhnya. 3 hari kemudian kakek mulai batuk batuk, yang pada awalnya saya kira hanya batuk batuk biasa, tetapi setelah beberapa kali berobat kakek dipindahkan ke ruang tengah agar nenek bisa megurusnya lebih mudah. Kakek yang biasanya tidak sulit untuk berjalan bahkan melangkah, saat itu setelah terjatuh kakek sangat kesulitan untuk berjalan, untungnya semua anak anak kakek tidak ada yang tidak perduli ,semuanya bekerja sama agar kakek bisa sembuh lagii.

Namun setelah beberapa minggu kakek kesulitan berbicara dan muka pun sudah terlihat bengkak, pada akhirnya..
 takdir berkehendak lain. Di salah satu tanggal di bulan juli tahun 2021 kakek berpulang ke rahmatullah untuk selama lamanya...

Kenangan kenangan yang masih melekat dengan rapat dalam ingatan dan dekapan yang masih melekat dalam perasaan seketika berubah menjadi sebuah kesedihan yang mendalam.. salah satu lelaki yang yang mengajarkan banyak hal dalam kehidupan setelah ayah yaitu kakek..

Saat ini hanya memandangi tongkat yang berdiri tanpa pengendali, tongkat yang sering menemani kemanapun beliau pergi, kini tongkat itu tinggal sendiri. Benar benar berat saat itu untuk di jalani, harus menerima kebiasaan lama yang terganti dengan kebiasaan baru. Suasana rumah yang sangat hangat, seketika berubah menjadi redup se redup redupnya. Harus mampu menerima dengan kelapangan dada.

Malam dimana hari itu kakek pulang.. banyak sekali hal yang teringat saat bersama kakek dulu. Dulu sering sekali main tembak temabakan di kebun untuk menangkap burung, dulu sering diajak main kemana mana sambil berjalan menyusuri tempat ketempat. Aku yang penuh dengan ketidak tahuan tentang apapun, namun kakek pelan pelan mengajari  tentang apa yang membuatku tidak tahu menjadi tahu. Sesederhana bagaimana cara burung mencari makanan, sejauh apa burung berterbang. Kakek selalu mengajari bagaimana menjadi lampu di dalam kegelapan, menjadi kehangatan di dalam kedinginan.. beliau banyak mengajari hal yang tidak pernah aku lupakan. Dulu.. sering dibelikan jajanan ketika kakek belanja

Duluu.. kakek selalu menemani aku di rumah ketika mamah dan bapak sedang pergi keluar.. duluu.. aku selalu menggunting kukunya, membantu mengeluarkan duri yang tertancap pada lengannya, dan mengobati luka yang tersayat pada lengannya. Kini tangan itu sudah tidak bisa dan tidak biasa ku genggam lagi. Semuanya sekarang hanya tentang DULU. sekarang.. hanya bisa menengadahkan tangan pada yang maha kuasa dengan menyimpan banyak kerinduan dan berharap semoga kerinduan itu dan doa itu akan selalu tersampaikan.. Menangis di dalam sesaknya kerinduan. Tersenyum disaat mengingat kenangan. Tidak ada yang dapat menggantikan hangat pelukannya.

Selalu mengingat memori dulu yang tak pernah terlupakan, laki laki yang paling dekat setelah ayah. Kata mama aku hanya merasakan pangkuan ayah selama 8 bulan saja.. karena saat aku berumur 8 bulan ayah pulang... 17 tahun yang lalu..

Tidak apa apa, jalannya sudah seperti ini.. di rangkai dengan sangat indah oleh tuhan.. hidup harus tetap berjalan meskipun terkadang selalu di sertai dengan tangisan, namun akan selalu ada senyuman setelahnya. Banyak kenangan yang tidak pernah terlupakan dengan kakek.
Satu satunya laki laki yang paling mengerti kamauan cucunya, laki laki yang selalu paham tentang amarah cucunya.

Sekarang aku sudah 18 tahun sudah makin besar sudah harus berani menjalani kehidupan dengan jalan pikiran yang berbeda seperti dulu, yang sudah tidak bisa bergantung lagi pada kakek. Mencoba keluar dalam zona nyaman. Aku sekarang udah berani di rumah sendirian kalo mamah bapak lagi keluar.. semoga kakek selalu dalam lindungan Allah, diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, ditempatkan di tempat paling tinggi derajatnya.. aamiin..
Al-fatihah..

Sekarang hari hari sudah aku jalani dan terlewati.
Setiap malam sebelum tertidur selalu ada harapan yang selalu di panjatkan. Ingin selalu menjadikan diri menjadi lebih baik lagi dari hari kemarin. Dan selalu bertahan dalam macamnya alur hidup.

Dan nasi goreng ituu.. adalah nasi terakhir yang aku buatkan untuk kakek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun