Mohon tunggu...
Nurul Dwi Larasati
Nurul Dwi Larasati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Hiking enthusiast, blogger, movie lover

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bertemu "Si Pengisap Darah" di Paseban Fly Resort Sukabumi

5 Februari 2023   23:20 Diperbarui: 6 Februari 2023   00:26 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan dari atas balkon glamping

Begitu antusiasnya saya saat diinfokan mas Ony Jamhari bahwa Komunitas Traveller Kompasiana (Koteka) akan pergi ke Sukabumi bulan Januari. Dari dulu cuma rencana mau ke sana, tapi gagal terus karena enggak ada teman jalan. Akhirnya terwujud berangkat ke Sukabumi dengan menggunakan kereta Pangrango bersama 12 Koteker terpilih pada tanggal 28-29 Januari 2023.

Tiap bulan Koteka membuat perjalanan rutin atau biasa disebut Kotekatrip. Kali ini Kota Sukabumi dipilih karena ada salah satu destinasi wisata yang lumayan jauh dari suara berisiknya lato-lato. Paseban Fly Resort, sebuah kawasan penginapan berbasis alam yang berada di daeah Selabintana, Sukabumi, Jawa Barat. Sebelum berangkat, saya dan Ednadus sempat bertemu dengan direktur utama Paseban Fly Resort, Ibu Titi Purwaningsih, untuk mendapatkan gambaran mengenai tempat tersebut. Saat dijelaskan oleh bu dirut, saya seperti pernah datang ke tempat ini waktu zaman SMP dulu, cuma dulu namanya perkemahan Cipelang.

Sesuai dengam jadwal yang ditetapkan, tangal 28 Januari berkumpul di Stasiun Bogor sekitar jam 7-8 pagi karena kereta berangkat jam 08.20 WIB. Semua tiket sudah dipesan dan dicetak sesuai nama masing-masing peserta. Pagi itu perjalanan diguyur hujan dari Bogor-Sukabumi. Hasilnya saya enggak bisa melihat keindahan pemandangan dari kereta, langit pun mendung sekali. Namun waktu tempuh perjalanan sekitar 2 jam 10 menit enggak terasa lama sambil ngobrol tentang udang hias dan ikan koi dengan mas Rahab. Gerbong kelas ekonomi dipenuhi oleh penumpang, hampir enggak ada kursi yang kosong.

Sampai di stasiun Sukabumi rombongan Koteka dijemput oleh Pak Dwi dari pihak Paseban Fly Resort. Jadi, ada yang naik mobil jemputan dan sisanya menggunakan taksi online. Dari stasiun Sukabumi ke lokasi tujuan sekitar 45 menit dengan perjalanan yang lumayan lancar. Sesampainya di sana, dugaan saya benar kalau dulu pernah ke sini. Dulu namanya perkemahan Cipelang, sekarang semua berubah dan berganti nama Paseban Fly Resort. Akhir pekan itu, area perkemahan dipenuhi oleh pengunjung dari berbagai wilayah. Jejeran tenda berwarna merah, kuning dan abu-abu serta villa-villa full house.

Pemandangan dari atas balkon glamping
Pemandangan dari atas balkon glamping

Kami mendapati satu glamping dan tenda berukuran besar muat 6 orang sebagai tempat menginap. Dari atas glamping pemandangan terlihat 180. Melihat keseruan yang dibuat oleh peserta gathering dari sebuah perguruan pengobatan alternatif jadi hiburan kami. Kabut turun dari lebatnya hutan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Saya sempat berkeliling sampai jembatan aliran sungai yang jernih bersama mbak Bayu Hutami. Banyak yang berubah kawasan perkemahan ini sejak terakhir saya ke sini sekitar tahun 2005. Wah, sudah lama banget ternyata.

Malam minggu dengan udara yang dingin dikenyangkan oleh bandrek, mie instan, nasi goreng, nasi ayam penyet, teh manis hangat, dan bermacam gorengan. Sambil menikmati hidangan tersebut, Koteka mengumumkan Koteker of The Month January yaitu Pak Sutiono. Beliau dipilih karena anggota Koteka yang sangat aktif menulis mengenai pariwisata dan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh Koteka. Maka atas keputusan ketua dan para admin serta disaksilan oleh peserta trip, Pak Sutiono berhak mendapatkan gelar tersebut dan satu kaos Koteka sebagai bentuk apresiasi dari komunitas. Selamat Pak Sutiono!

Pemandangan saat hiking
Pemandangan saat hiking

Curug Cibeureum
Curug Cibeureum

Hari ke-2, Minggu, 29 Januari 2023 kami hiking ke Curug Cibeureum. Setelah sarapan dan sedikit stretching, jam 7.45 WIB kami mulai jalan, hanya mba Malica dan Hani yang enggak bisa ikut karena kurang enak badan. Estimasi waktu perjalanan kurang lebih 2 jam sampai di air terjun dengan rute yang terus menanjak sampai pos pertama. Napas dan dengkul diuji ketahanannya. Kami juga bertemu dengan si mahluk mungil pengisap darah yaitu pacet alias lintah gunung. Beberapa teman ada yang berteriak histeris mendapati pacet ada di selipan kaos kaki atau dibalik baju. Memang hewan endemik hutan hujan tropis ini pintar mencari celah untuk menyedot darah kita. Lucu juga sih melihat kepanikan mereka mengusir pacet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun