Mohon tunggu...
Nurul Fadilah
Nurul Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis dan Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Manajemen Komunikasi Keluarga

23 Mei 2022   10:46 Diperbarui: 23 Mei 2022   11:08 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dea Antania Sulaiman, Nazia Ulfa, Nurul Fadilah, Rifqi Ramadhan Karim, dan Winda Novia Rahmi Nasution

Dosen Pengampu: Dr. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB

Komunikasi merupakan proses interaksi antara dua orang atau lebih serta beberapa unsur yang terkait seperti sumber dan penerima untuk membangun sebuah kebersamaan, mencapai tujuan bersama dan saling memahami satu sama lain. Komunikasi sudah memasuki era baru seiring dengan perkembangan teknologi dan tersedianya berbagai gadget yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi. Gadget yang digunakan untuk mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi jarak jauh juga memiliki kegunaan lain, yaitu menjadi media aktualisasi diri dengan fitur internet dan media sosial seperti Instagram. Gadget dan media sosial saat ini digunakan oleh banyak kalangan dan digunakan di tempat-tempat umum, seperti sekolah, stasiun, terminal, dan dalam kendaraan umum.

Berdasarkan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016, pengguna internet Indonesia terbanyak yaitu pada usia 35-44 tahun, disusul usia 25-34 tahun, 10-24 tahun, 45-55 tahun, dan >55 tahun. Dewasa ini, internet banyak digunakan untuk bermedia sosial seperti berkomunikasi dengan orang lain melalui handphone.

Di masa pandemi Covid-19 ini, penggunaan media sosial sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat, terutama anak-anak hingga remaja. Hasil wawancara dengan MH, beliau mengatakan bahwa, “Ketika keluarga sedang kumpul terkadang ada yang sambil memegang handphone-nya, sehingga ada kenyamanan yang sedikit hilang karena fokus ke handphone masing-masing. Padahal biasanya ketika mengobrol semuanya bisa fokus pada obrolan yang sedang berlangsung”.

Setiap keluarga memiliki beragam bentuk dan ukuran, serta menerapkan gaya interaksi dan pola komunikasi yang berbeda. Oleh karena itu, setiap keluarga memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur komunikasi dan hubungan yang tercipta di dalam keluarga tersebut. Salah satunya adalah keluarga dengan orang tua yang bekerja, serta keluarga dengan orang tua yang tidak bekerja. Keluarga dengan orang tua yang bekerja tentu memiliki cara komunikasi yang berbeda dengan keluarga dengan orang tua yang tidak bekerja.

Seorang peneliti mengemukakan bahwa komunikasi yang memberdayakan orang dan memiliki tujuan untuk membangun kepercayaan dan konsensus. Mengarah pada perihal komunikasi keluarga, terkait dengan kualitas dan kuantitas dalam berkomunikasi sangat penting untuk diperhatikan. Intensitas dan arah komunikasi yang dimungkinkan dapat terjadi pada pola asuh anak. Apabila anak tumbuh dalam suasana keluarga yang harmonis, senantiasa mendengar kata-kata yang positif dan penuh dengan dukungan.

Gadget sebagai media secara umum memiliki fungsi positif bagi penggunanya. Namun penggunaan gadget yang kurang cerdas baik secara kuantitas atau kualitas dapat memberikan dampak yang lain, termasuk pada keluarga sebagai lingkungan sosial terdekat bagi suatu individu. Keluarga sebagai kelompok primer bagi suatu individu memiliki peran dalam hal sosial. Penggunaan gadget yang tidak cerdas pada anggota keluarga berpotensi untuk mengubah peran-peran dari keluarga tersebut dan mempengaruhi fungsi keluarga secara keseluruhan bagi setiap anggota keluarga. Fenomena penggunaan gadget pada anggota keluarga yang pada akhirnya berpotensi mengubah suatu pola interaksi sosial di dalam keluarga ini dapat diminimalisir dengan pemberian intervensi dari pekerja sosial keluarga sesuai fungsinya.

Intensitas penggunaan gadget memiliki hubungan yang dapat mempengaruhi pola interaksi sosial didalam keluarga. Dimana hakikatnya gadget dibuat dengan fungsi untuk mempermudah kegiatan seseorang, dalam artian fungsi gadget disini adalah baik. Namun dapat mengalami perubahan fungsi bila penggunaan gadget tersebut tidak dibarengi dengan ilmu yang cukup, dalam artian harus adanya pengelolaan dan pengendalian penggunaan gadget mulai dari kuantitas waktu pengguna sampai pada kualitas isi dari pengguna yang dilakukan.

Media sosial dan teknologi menjadi salah satu konteks terpenting dalam kehidupan anak-anak. Fenomena ini kemungkinan menjadi salah satu puncak mengapa media sosial dan teknologi menjelaskan komunikasi terutama di antara remaja dengan orangtua mereka. Penelitian menunjukkan kesan daripada “screen time” atau melihat layar secara berlebihan ke atas tingkah laku remaja dengan orangtua dan rakan sebaya. Hasil kajian mendapati, lebih banyak masa yang dihabiskan untuk bermain permainan video mempunyai kaitan dengan lemahnya komunikasi mereka dengan orangtua. Kurangnya komunikasi di antara golongan tua dan muda mengakibatkan pemisahan budaya dalam keluarga terutamanya dalam perbedaan pola pandangan antara orangtua dan anak-anak. 

Kasus COVID-19 memberikan dampak positif dan negatif dalam lingkungan keluarga, Selain dapat memudahkan komunikasi antar anggota keluarga dan dapat melunturkan hubungan dan nilai-nilai dalam keluarga. Jenis dan Intensitas penggunaan media sosial saat pandemi juga mengalami perubahan seiring berubahnya peran media sosial. Penggunaan media sosial turut memberikan dampak terhadap manajemen komunikasi dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga. Lunturnya nilai budaya dalam keluarga secara tidak langsung disebabkan oleh lemahnya komunikasi langsung yang terjadi akibat besar intensitas penggunaan yang berlebihan. Sangat penting peran orang dalam membatasi penggunaan media sosial kepada anak. Komunikasi keluarga, terkait kualitas dan kuantitas dalam berkomunikasi penting untuk diperhatikan. 

Media sosial yang banyak digunakan saat pandemi COVID-19 ini memiliki dampak positif dan negatif dalam komunikasi keluarga. Untuk mewujudkan manajemen komunikasi keluarga agar tercipta keluarga yang harmonis dan sejahtera, maka diperlukan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua, di antaranya memanajemen waktu dengan baik, menjadikan waktu dengan anak sebagai pertemuan yang berkualitas, menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh anggota keluarga, melakukan pengawasan terhadap penggunaan media sosial anak, serta mengatur batasan-batasan anggota keluarga dalam menggunakan perangkat seluler dan media sosial.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun